Teror semut semai atau serangga tomcat menggemparkan warga Desa Pabeanudik, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Belasan warga menjadi korban serangan tomcat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara mengatakan telah mengerahkan tim epidemiologi untuk mengantisipasi serangan tomcat. "Benar ada serangan tomcat. Dinkes sudah mengantisipasi, koordinasi dengan puskesmas dan lainnya. Hasil temuan kami ada 11, ini temuan tim epidemiologi," kata Deden saat dihubungi detikcom, Selasa (2/9/2020).
Deden mengaku masih mengkaji penyebab adanya serangan dari tomcat. "Apakah karena kotor tempatnya, kelembabannya dan lainnya. Sarangnya di mana saja kita data," kata Deden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga yang terkena gigitan tomcat mengalami gatal, ruam kulit dan melepuh. Deden menyarankan agar masyarakat tak langsung menyentuh tomcat dengan tangan. "Ya jangan dibunuh pakai tangan. Kalau menggigit tangan, racunnya akan mudah menyebar. Pakai media lain, terus bersihkan bagian yang tersentuh tomcat dengan sabun," kata Deden.
Sementara itu, Plt Kalak BPBD Indramayu Dodi Dwi Endrayadi mengatakan pihaknya telah mengerahkan tim untuk menyemprotkan cairan klorin di sejumlah titik di Blok Song, Desa Pabeanudik, Kecamatan Indramayu, Indramayu. Penyemprotan dilakukan saat tomcat muncul.
"Kita sudah semprot dulu dengan air. Tomcat-tomcat sudah mati," kata Dodi dalam keterangan yang diterima.
Dodi menjelaskan BPBD memantau dan menganalisa bahan yang bisa benar-benar mengusir serangan serangga tersebut. Dia menyebut serangan tomcat ini berbahaya.
"Nanti kita lihat, kita juga mencoba memakai bahan apa selain pakai klorin yang bisa mengusir tomcat, karena memang membahayakan juga. Kalau kena gigitan bisa terbakar, melepuh, terus pada bengkak," ujar Dodi.
(bbn/bbn)