Kawasan pusat kota, Jalan Braga dan Asia Afrika, Kota Bandung, kembali ramai dikunjungi warga saat malam. Pemkot Bandung akan mempertimbangkan pemberlakuan jam malam jika kerumunan orang masih terjadi.
"Gini ya, kalau mengandalkan pengawasan kepada Tim Gugus Tugas, secara personel pun kita terbatas. Waktu juga kita terbatas, tolong dong sadar sendiri, lagi kondisi gini jangan nurutin kemauan dan kesukaan, kumpul-kumpul, kalau normal enggak masalah," kata Ema di Balai Kota Bandung, Rabu (2/9/2020).
Selagi pandemi ini Ema meminta masyarakat harus disiplin dan patuh dengan imbauan pemerintah. Jangan sampai mereka terpapar atau memaparkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sedang gini (pandemi COVID-19) sadar. Jangan sampai nanti dia terancam terpapar dan dia juga berpotensi menamparkan. Rugi dia, rugi juga yang lain, ini jangan sampai terjadi," ucap Ema.
Sementara itu, untuk pemberlakuan buka tutup jalan, menurut Ema hal itu ada di ranah kepolisian. "Kalau lihat aktivitas yang dilakukan kan tiap malam juga mereka melakukan operasi. Woro-woro terus dilakukan, bahkan di beberapa ruas jalan ditutup," ujarnya.
Bila masyarakat bandel dan tidak bisa diatur, tidak menutup kemungkinan jam malam diberlakukan di Kota Bandung. "Tapi kalau kondisinya memburuk, kita bisa lakukan jam malam seperti di Depok. Walaupun itu tidak jadi harapan kita, karena bagaimanapun juga keselamatan masyarakat nomor satu," tutur Ema.
"Kemungkinan itu bisa saja, tapi kita belum berpendapat (keputusan ratas)," kata Ema menambahkan.
Selain itu, pertimbangan pemberlakuan jam malam itu dikarenakan reproduksi COVID-19 di Kota Bandung mengalami peningkatan. Dari data yang dihimpun detikcom dari Pusat Data dan Informasi (Pusicov) Kota Bandung, kasus positif kumulatif mencapai 790 kasus, positif aktif 95 kasus, sembuh 646 orang dan meninggal dunia 49 orang.
Tonton video 'Kasus Positif COVID-19 di Jabar Naik Lebih dari 100% dalam Sepekan':