Beragam kasus menghebohkan terjadi di Kabupaten Garut selama Agustus 2020. Beberapa kasus yang viral di media sosial bahkan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat kota Intan.
detikcom mencatat, setidaknya ada 3 kejadian viral yang bikin heboh di Garut selama bulan Agustus ini. Berikut merupakan kasus-kasus tersebut.
Pria Tua Tenggak Darah Sapi Saat Kurban
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal bulan Agustus 2020, warga Garut dihebohkan dengan aksi seorang pria tua yang nekat menenggak segelas darah sapi segar. Aksinya terekam kamera warga dan viral di media sosial.
Video aki-aki minum segelas darah sapi segar itu mendadak viral dan mulai menjadi perbincangan warga pada Sabtu, 1 Agustus 2020 lalu.
Seperti dilihat detikcom, dalam video tersebut, terlihat jelas saat seorang pria beruban menenggak darah sapi segar saat seekor sapi disembelih. Masyarakat yang ada di sana tercengang melihat aksi tersebut.
Belakangan diketahui, kejadian tersebut berlangsung pada Jumat, 31 Juli saat prosesi penyembelihan hewan kurban Idul Adha, di Kampung Seni, Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kaler. Setelah ditelusuri polisi, ternyata pria tua penenggak darah sapi itu mengalami gangguan jiwa.
"Kejadiannya saat warga menyembelih hewan kurban. Yang bersangkutan kurang sehat sejak ditinggal istrinya," ucap Panit Reskrim Polsek Tarogong Kidul Ipda Wahyono Aji.
Tonton video 'Heboh Pria di Garut Minum Segelas Darah Sapi Kurban':
Kisah Kijang Halangi Laju Ambulans Hingga Pasien Meninggal Dunia
Kisah ambulans dihalang-halangi mobil Kijang sempat viral dan menjadi perbincangan di kalangan warga Garut pertengahan Agustus lalu.
Kisah tersebut ramai diperbincangkan setelah salah seorang warganet bernama Muhammad Fauzi (20) mengunggah informasinya ke Facebook..
Dalam unggahan tersebut, Fauzi menyebut kejadian laju ambulans dihalang-halangi mobil Kijang itu terjadi Jumat, 14 Agustus 2020.
Menurut Fauzi yang saat kejadian mengawal ambulans menggunakan motor tersebut, kejadian bermula saat dirinya mengawal ambulans dari Puskesmas Leles dan hendak menuju RSUD dr. Slamet Garut yang ada di Kecamatan Tarogong Kidul.
Tak berselang lama setelah rombongan tancap gas, ambulans disebut Fauzi dihalang-halangi sebuah mobil Kijang berwarna biru metalik.
"Sama saya sudah diklakson minggir, tapi malah ke tengah. Mau nyalip susah karena si mobil Kijang itu terus tancap gas," ucap Fauzi saat dikonfirmasi detikcom Minggu, 16 Agustus 2020.
Aksi penghalangan laju ambulan tersebut berlangsung dari kawasan TPA Pasir Bajing hingga ke kawasan Gobing, Tarogong Kaler sejauh 5 kilometer. Penghalangan berakhir di kawasan Tarogong.
Fauzi bercerita, akibat kejadian tersebut, seorang pasien yang diangkut ambulans meninggal dunia. Dia adalah seorang balita perempuan berusia sekitar 6 tahun yang mengalami pecah pembuluh darah.
Pasien itu meninggal tak lama setelah tiba di RSUD dr. Slamet Garut. Pasien sempat mendapat penanganan dari petugas medis di sana.
Hingga saat ini, mobil Kijang berwarna biru metalik yang menghalangi laju ambulans tersebut masih menjadi misteri. Namun, Pemda Kabupaten Garut memastikan kejadian tersebut benar-benar ada.
"Kami mendapat laporan dari Dinkes dan Puskesmas bahwa laju kendaraan selama dari Puskesmas Leles menuju Garut mendapat hambatan dari kendaraan Kijang," ucap Wabup Garut Helmi Budiman kepada wartawan, Selasa 18 Agustus.
Aksi Pria Misterius Lucuti Bendera Merah Putih
Di akhir bulan Agustus 2020, masyarakat Garut kembali dihebohkan dengan kejadian yang viral di media sosial. Peristiwa itu adalah aksi pelucutan bendera merah putih yang belakangan diketahui dilakukan oleh lima orang bocah iseng.
Aksi pelucutan bendera itu terjadi pada Kamis, 20 Agustus 2020 tepatnya di Jalan Raya Wanaraja, Kecamatan Wanaraja, sekira pukul 03.37 WIB. Video aksi pelucutan bendera oleh sekelompok pria misterius itu viral di media sosial dan menjadi perbincangan masyarakat.
Seperti dilihat detikcom, dalam video tersebut terlihat empat orang pria bersarung berjalan di trotoar jalanan itu. Entah apa alasannya dua di antara mereka melucuti dua buah bendera merah putih yang terpasang di lokasi.
Polisi langsung turun tangan menindaklanjuti kejadian tersebut. Tim gabungan Resmob Satreskrim Polres Garut dan personel Polda Jabar dikerahkan untuk mengungkap kejadian itu.
Penyelidikan dilakukan hampir seminggu lamanya. Tepatnya pada Rabu, 26 Agustus, para pelaku akhirnya terendus polisi. Satu per satu dari mereka akhirnya diringkus dan diamankan ke Mako Polres Garut.
Hal mengejutkan terungkap saat polisi memeriksa lima orang pelaku yang berhasil diamankan. Kelima pelaku ternyata merupakan anak di bawah umur.
Hasil penyelidikan polisi, bocah-bocah itu melucuti bendera merah putih lantaran iseng. Polisi menyebut tindakan tersebut murni pencurian.
"Untuk motif, setelah kita periksa keterangan para anak mereka sekedar iseng. Memang ketika dilihat sekilas dari rekaman CCTV yang biral, dari cara mencabutnya itu dapat menimbulkan persepsi yang berbeda di masyarakat," ungkap Kasat Reskrim Polres Garut AKP Maradona.
"Tapi setelah kita periksa CCTV lain, mereka memperlakukan bendera tersebut dengan cara yang menurut penyidik berkesesuaian dengan keterangan pelaku yang mana mereka sangat menghargai bendera tersebut," kata Maradona menambahkan.
Karena kelima pelaku merupakan bocah di bawah umur, polisi dan sejumlah pihak terkait akhirnya menjalankan sistem peradilan pidana anak. Proses diversi kemudian dijalankan.
Berdasarkan hasil diversi, para bocah dan orang tua mereka meminta maaf kepada para korban. Permintaan maaf tersebut kemudian diterima korban.
Polisi akhirnya menetapkan para pelaku dikembalikan ke orang tua masing-masing untuk dibina. Kendati demikian, para pelaku kini dalam pemantauan tim dari Balai Pemasyarakatan.