Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung Ema Sumarna meninjau penerapan protokol kesehatan di tempat bermain anak yang ada disejumlah mal di Kota Bandung, Jawa Barat.
Seperti diketahui tempat bermain anak belum direlaksasi karena dikhawatirkan menimbulkan penyebaran COVID-19 yang signifikan karena dapat menimbulkan keramaian.
Pantauan detikcom, Senin (31/8/2020) Ema didampingi Kadisbudpar Kota Bandung Dewi Kenny Kaniasari dan Kadisdagin Kota Bandung Elly Wasilah memantau kesiapan protokol kesehatan di tempat bermain anak yang ada di Mal Paskal dan Kings.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Mal Kings, Ema melihat langsung protokol kesehatan yang diterapkan pengelola tempat bermain anak yakni Game Master.
"Kita hanya melihat, keputusan tetap di wali kota. Kalau Jumat acara dan agenda jadi, kita akan ratas poin ini akan kita sampaikan mengenai hasil kunjungan hari ini. Karena sampai saat ini tempat bermain anak belum diizinkan di dalam Perwal yang ada. Kita akan laporkan kesiapan mereka seperti apa," kata Ema kepada awak media.
Dalam hal ini, Pemkot Bandung tetap perhatikan dua aspek yakni aspek kesehatan dan ekonomi. Namun, pihaknya harus cermat dalam mengeluarkan izin.
Misalnya saja pengelola tempat bermain anak menerapkan aturan satu orang anak satu orang pendamping. Namun, Ema menilai hal tersebut tidak akan bisa menjamin untuk menekan penyebaran COVID-19.
"Ini kan kosumennya bukan orang dewasa, anak-anak, walaupun pake pendamping kaya tadi di Paskal orang masuk 15 orang, ada bola buah-buahan yang terbuat dari plastik-plastik. Saya belum bisa meyakini disaat anak berbarengan, customer di sini 3-5 tahun , jauh dari mereka paham pandemi," ungkapnya.
"Usia segitu mah senang aja lari sana sini. Ngambil benda apa dalam waktu bersamaan, bagaimana kita ngontrolnya?" tambahnya.
Manager Area Game Master Tedi Kusmana mengatakan dari sekian banyak mesin permainan yang ada di Game Master Kings, pihaknya akan menonaktifkan setengahnya sesuai aturan.
"Total ada 80 unit tapi karena ngikutin protokol kesehatan jadi hampir setengahnya. Misal lima mesin ngebaris, jadi satu dinyalakan, yang berikutnya enggak, satu dinyalakan lagi, selang seling. Kita siapkan 50% dari jumlah mesin yang ada," katanya.
Para pengunjung yang masuk akan diambil sesuai jumlah mesin yang dioperasikan. Selain itu, mesin permainan yang di nonaktifkan diberi tanda silang bergaris merah atau kuning. Hal itu dilakukan agar pengunjung tetap menjaga jarak.
"Itu juga 50 persen lagi karena satunya itu pendamping, si anak hanya 20 orang. (Dilakukan) kita sudah cukup menjaga supaya di area ini enggak terjadi kerumunan. 40 orang di ruangan seluas ini saya yakin enggak ada kerumunan," jelasnya.
Tak hanya itu, tiap dua jam berhenti dulu operasional untuk disemprot disinfektan ke seluruh area dan mesin. "Karyawan nambah biasanya lima orang jadi 10 untuk lebih memaksimalkan penjagaan. Kita pengennya setiap titik mesin dijaga satu orang yang lainnya dijaga dititik lain jadi kepantau. Tiap ada yang abis main bisa dibersihkan," pungkasnya.
(wip/mso)