Bisnis indekos di Kota Bandung turun drastis lantaran sepi konsumen. Tempat kosan di sekitar kampus pun belum menggeliat.
Raffy Faraz (26), salah satu pemilik kosan di Jalan Kubang Selatan 4, No 107, Kecamatan Coblong mengatakan, kamar indekos di tempatnya belum teris penuhi. Sekadar diketahui, di kawasan Coblong ini terdapat sejumlah kampus perguruan tinggi.
"Animo mahasiswa menurun. Menurunnya drastis, di kosan saya ada 22 kamar, yang terisi hanya lima kamar, 17 kamar kosong," kata Raffy kepada detikcom, Senin (31/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raffy mengungkapkan sepinya peminat kamar kosan lantaran para mahasiswa menjalani perkuliahan secara daring. Aktivitas kuliah daring ini berlangsung di tengah pandemi Corona atau COVID-19.
"Akibat mahasiswa kuliah daring jadi banyak yang balik kampung. Sehingga peminat sepi," ujar Raffy.
Raffy menuturkan biasanya setiap orang menyewa satu kamar, Dalam kondisi sekarang, mahasiswa kuliah jarak jauh atau di rumah, akhirnya satu kamar disewa oleh tiga orang. Kamar yang disewa itu pun hanya digunakan untuk menyimpan barang.
"Tadinya tiga orang masing-masing satu kamar. Sekarang disatuin. Ada juga yang lima orang, hanya sewa satu buat menyimpan barang saja," ucapnya.
Tonton video 'Nadiem Jamin Tak Ada Mahasiswa PTN DO karena Tak Mampu Bayar UKT':
Raffy menyebut lokasi tepat indekosnya ini dekat dengan kampus Unpad, Unikom dan ITHB. Kondisi sepinya penyewa kamar kosan itu terasa juga saat penerimaan mahasiswa baru.
"Nanti balik lagi ke kosan sepertinya kalau sudah dalam kondisi normal. Cuman belum tahu kapan, setahu saya kalau Unikom mulai lagi kuliah pada Januari," tutur Raffy.
Harga kamar yang ada di kosan milik Raffy ini beragam. "Per tahun ada yang Rp 6,7 juta, Rp 7,7 juta dan Rp 9,7 juta. Fasilitas yang Rp 9,7 ada toilet di dalam, kamar luas, bisa dipakai dua orang. Harga Rp 7,7 juta kamar luas, toilet di luar. Harga Rp 6,7 juta kamar kecil, toilet di luar," ucapnya.
"Kalau fasilitas pelengkap, semuanya ada ranjang, lemari, meja, kursi dan rak sepatu," kata Raffy menambahkan.
![]() |
Selain Raffy, hal serupa disampaikan Lastry. Ia memiliki indekos di Jalan Manisi, Gang Bakti 5, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
"Kosan masih sepi, mahasiswa enggak ada yang kuliah. Sebagian pada pulang, sebagian lagi karena penerimaan baru sistem online. Sama sekali enggak ada yang cari, kosan banyak yang kosong," kata Lastry via sambungan telepon.
Lastry menuturkan biasanya sebulan atau dua bulan jelang penerimaan mahasiswa UIN Bandung, banyak yang memesan kamar kosan. Menurut dia, karena masih dalam masa pandemi COVID-19 ini mahasiswa memilih di rumahnya masing-masing.
"Ada 10 kamar, yang isi cuman dua kamar. Dua kamar itu juga mahasiswa lama. Biasanya ramai, rebutan, mungkin karena sedang begini turun banget. Malahan enggak liat ada yang cari kosan," kata Lastry.
Kamar indekos di tempat Lastry itu disewa tahunan. Setahun Rp 6 juta sudah termasuk listrik dan layanan WiFi. Ada juga fasilitas meja dan kursi untuk belajar serta kamar mandi di dalam ruangan.
"Kalau kasur enggak, biasanya banyak mahasiswa baru yang enggan menggunakan kasur bekas orang," ucap Lastry.