Pasangan Ahmad Jamaksari dan Yunsi Rinjani yang akan bertarung di Pilkada serentak 2020 Kabupaten Karawang resmi mendapatkan formulir B1 KWK. Dengan mendapatkan surat rekomendasi itu, Ahmad Jamaksari yang diusung PKB dan Gerindra semakin percaya diri meski yang dilawannya merupakan petahana.
"Bagi saya tidak ada strategi khusus ya, karena sejak jadi anggota dewan dan wakil bupati saya tidak pernah menutup rumah saya untuk semua rakyat. Ya, sekarang pilkada enjoy saja, karena keseharian saya ketemu rakyat," kata Jimmy, sapaah Ahmad Jamaksari, di Bandung, Minggu (30/8).
Dalam Pilkada serentak ini, Jimmy-Yunsi akan berhadapan dengan sang petahana Cellica Nurrachadiana yang berpasangan dengan Aep Saepulloh dan pasangan Yessy Karya Lianti-Ahmad Adly Fairuz. Berkaitan maju Pilkada Karawang 2020, Jimmy menyoroti kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah utama di Karawang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemiskinan dan pengangguran, kita punya duit 4,7 triliun rupiah, kita punya pabrik 1.586 PT, jadi kalau saya jadi calon bupati Ciamis kemudian saya konsep pengangguran, itu gombal, Ciamis tidak ada PT-nya. Kalau Karawang kan PT-nya banyak, banyak penganggurannya, banyak sekali," tutur Jimmy.
Ia mengklaim sebelum wabah COVID-19 ini angka pengangguran di Karawang mencapai 180 ribu. "Itu lulusan sekolah ya," ujarnya.
Lalu kenapa banyak pengangguran tidak terserap, padahalkan dirinya saat ini menjabat juga sebagai wakil bupati Karawang? "Tidak punya konsep (bupati saat ini), saya punya konsep. Konsepnya, saya siapin 30-50 miliar, saya bayar tuh pabrik, pokoknya you harus adop nih anak sekolah kita, satu perusahaan setahun cukup 30 orang saja. 30 x 1.500 pabrik, satu tahun sudah 45 ribu orang. Satu tahun itu, kali dua tahun, kali tiga tahun," tutur Jimmy.
Ia juga menilai daripada membuat BLK mending anggaran itu diberikan kepada instruktur yang ada di pabrik-pabrik. "Tapi Pemda jangan arogan, yaitu duit 30-50 miliar rupiah kita peruntukan untuk menggaji instruktur yang ada di perusahaan. Daripada bupati buat BLK, BLK lebih gede anggarannya, belum mesinnya, tapi kalau nitipin anak sekolah di perusahaan," ucap Jimmy.
(wip/bbn)