Bagi kalian yang gemar bersepeda dengan memacu adrenalin tinggi, jalur C2AM5 (Cycling Community All Mountain) yang berlokasi di Gunung Lingkung, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat bisa menjadi pilihan. Selain memiliki kontur yang bervariasi, jalur itu juga menyuguhkan pemandangan alam yang menawan.
Reno, penggagas jalur C2AM5 mengungkapkan jalur tersebut dibangun pada 2014 lalu. Sebagian besar jalur tersebut berada di dalam hutan dengan panjang 11 kilometer.
"Jalur ini kita start dari tugu batas kota Lembang-Subang tepatnya di bawah pintu masuk Tangkuban Parahu, jalur ini berada di wilayah gugusan gunung Lingkung, panjang trek 11 kilometer dan ketinggian mencapai 1.500 mdpl," kata Reno, ditemui ketika memandu goweser dilokasi, Selasa (25/08/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reno menjelaskan kondisi jalur di sepanjang trek hingga finish, di awali dengan jalan datar. Kemudian goweser akan di hadapi dengan tanjakkan yang terjal sekitar 500 meter. Di titik ini, tidak sedikit goweser hanya mampu mendorong sepeda karena panjangnya trek tanjakkan yang terjal.
Setelah tanjakkan yang 'menyiksa', para goweser akan menemukan turunan. Namun di trek turunan ini, goweser di tantang untuk mengadu skill bersepeda dengan melintasi jalur yang menantang hingga finish. Trek ini memacu goweser untuk mengontrol emosi dan menguji mental, jika sedikit saja kesalahan dapat terjungkal.
"Jalur C2AM5 ini dari start sampai datar Puspa itu trek ngeflow, dari ujung datar Puspa sampai Gunung Lingkung itu nanjak kita TTB tadi juga kita TTB, dan untuk yang pertama pasti kelelahan, dari puncak Gunung Lingkung sampai Cibeusi itu full hampir 90 persen turunan, dan treknya ini 100 persen sampai wilayah Cibeusi itu treknya dalam hutan," kata Reno.
Sudah banyak goweser yang sengaja datang ke sini untuk menjajal trek Gunung Lingkung, mulai dari warga Subang, warga Jawa Barat, luar Jawa Barat hingga warga negara asing.
Pantauan detikcom, belasan warga Jakarta dan warga Depok tengah menjajal trek tersebut. Mereka mengaku sangat menikmati treknya dan pemandangannya.
"Yang jelas sih awalan aja lumayan cape karena nanjaknya dorong sepeda lumayan panjang kurang lebih sekitar 500 meter naik ke atas dorongnya. So far udah oke banget sih, pemandangannya kayaknya saya yakin semua anak sepeda gunung emang doyannya di hutan jadi inilah hidup yang kita cari selama ini," ungkap goweser asal Cibubur, Jakarta Kurniawan disela-sela istirahatnya.
Hal yang sama diceritakan oleh Supriantoro. Dia bersama rekannya sering terjatuh karena trek-nya memerlukan skill yang mumpuni.
"Negatifnya banyak banget jadi hampir semua salto semua tapi karena memang kita safety semua lengkap jadi cukup aman sih. Cuma kontrol emosi ya, kalo kita emosi sih emang langsung cukup bahaya juga, sangat memacu adrenalin, jadi ke sini ngerem dikit aja enak, jadi jangan terlalu banyak remnya," ujarnya sambil tertawa riang.
Supriantoro menitipkan jika goweser yang akan menjajal trek ini, diwajibkan melengkapi peralatan keamanan bersepeda, fisik, kemampuan dan mental.
"Yang pasti safety sama mental sih, banyak turunan curam jadi banyak teknikal, jadi nyali aja enggak cukup jadi memang ngebanting terus,"pungkasnya.
Selain jalur C2AM5, sejumlah jalur disiapkan oleh penggagas yang tidak kalah serunya. Bagi pecinta hiking, terdapat jalur hiking sepanjang 8 kilometer.
Pemandangan di puncak trek menjadi primadona goweser, terdapat saung lahang yang menyediakan air nira bahan baku gula aren.
Air yang langsung di ambil dari pohonnya menjadi buruan goweser ketika beristirahat di puncak trek C2AM5. Goweser juga bisa berswafoto dengan spot yang Instragramble.
"Saung ini udah berdiri secara turun temurun, kami petani aren mengolah air nira menjadi gula aren di lokasi ini. Selain gula kami menyediakan air lahang atau nira yang menjadi buruan para pesedepa," ujar Entoy pemilik saung lahang.
(mso/mso)