Sebanyak 16 ribu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Sumedang mengajukan untuk mendapat bantuan Rp 2,4 juta dari pemerintah pusat. Bantuan tersebut diharapkan bisa membangkitkan ekonomi pelaku UMKM.
"Semua sektor terkena imbas (COVID-19), salah satunya UMKM, omset mereka berkurang, bahkan karyawan juga berkurang," kata Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan, saat meninjau tempat produksi Opak Oded di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (24/8/2020).
Menurutnya bantuan tersebut sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UMKM. Bantuan itu diharapkan bisa membangkitkan geliat ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menyebut, setiap pelaku usaha mikro sedang tidak menerima kredit modal kerja dari perbankan. Hal itu merupakan syarat umum untuk mengajukan bantuan bagi pelaku UMKM.
"Saya rasa persyaratannya tidak terlalu memberatkan (Pelaku UMKM)," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Diskopumkmpp Kabupaten Sumedang Deni Tanrus menyebutkan sementara ini ada sekitar 16 ribu pelaku UMKM yang sudah mengajukan bantuan tersebut.
"Seluruh Indonesia total ada 12 juta pelaku UMKM, di Sumedang sendiri ada sekitar 16 ribu pelaku UMKM yang harus kami fasilitasi," ucap Deni.
Deni menjelaskan dengan keterbatasan kuota, setiap pelaku UMKM harus berlomba untuk lebih dulu mengajukan bantuan. "Sudah tanggung jawab kami mempromosikan lebih lanjut produk UMKM di Sumedang agar bisa bangkit lagi seperti semula," ucapnya.
Dudang (60), salah satu pelaku UMKM yang juga pemilik usaha opak mengatakan dirinya mengalami kerugian hingga ratusan juta akibat berkurangnya daya jual.
Akibat dampak wabah virus Corona ini, Dudang mengaku terpaksa memberhentikan sementara puluhan karyawannya. Awalnya dari 80 orang karyawan sekarang menjadi 50 orang. Hal itu ia lakukan karena penghasilan pedapatannya semakin memburuk sehingga tidak cukup untuk memenuhi gajih karyawannya.
Untuk itu dirinya sangat membutuhkan bantuan modal usaha agar dapat tetap bertahan dan kembali memperkerjakan karyawannya yang di rumahkan.
"Banyak yang kami perlukan untuk membangkitkan kembali usaha kami, karena kami punya tanggung jawab sosial kepada karyawan, jadi sebisa mungkin harus bertahan," ujar Dudang.
(mso/mso)