Cerita Penetapan 1 Muharam Sebagai Hari Jadi Kota Cirebon

Cerita Penetapan 1 Muharam Sebagai Hari Jadi Kota Cirebon

Sudirman Wamad - detikNews
Jumat, 21 Agu 2020 18:03 WIB
Cerita Penetapan 1 Muharam Sebagai Hari Jadi Kota Cirebon
Cerita penetapan 1 Muharam sebagai Hari Jadi Kota Cirebon (Foto: Sudirman Wamad)
Cirebon -

Kota Cirebon, Jawa Barat, terbilang unik dibandingkan dengan daerah lainnya. Ya, Kota Cirebon mungkin satu-satunya daerah di Indonesia yang menetapkan hari jadinya menggunakan kalender Hijriah.

Pemkot Cirebon menetapkan Hari Jadi pada 1 Muharam, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Pada Kamis (20/8) kemarin, atau 1 Muharam kemarin usia Kota Cirebon mencapai 651 tahun. Penetapan Hari Jadi tersebut tercantum dalam Perda Nomor 24/1996 tentang Hari Jadi Kota Cirebon.

Tanggal 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Jadi karena adanya peristiwa terbentuknya Pedukuhan Cirebon tahun 791 Hijriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budayawan Cirebon Akbarudin Sucipto menerangkan masyarakat Cirebon mulai merayakan Hari Jadi setiap 1 Muharam terjadi sekitar 1970'an. Hal itu berdasarkan keputusan DPRD dan Pemkot Cirebon melalui perda Hari Jadi.

"DPRD inisiatif mengajukan perda Hari Jadi. 1 Muharam dipilih karena ada dalam catatan-catatan yang ditulis oleh Pangeran Suleman Sulendraningrat. Naskah ini merupakan koleksi Keraton Kaprabonan. Waktu itu masih ada lembaga kebudayaan Cirebon. Saat itu Pangeran Lukman menjadi ketua, kemudian diteruskan oleh sekertarisnya Pangeran Suleman Sulendraningrat," kata Akbarudin kepada detikcom, Jumat (21/8/2020).

ADVERTISEMENT

Akbarudin mengkritisi soal sumber rujukan penetapan Hari Jadi itu, yang merujuk pada naskah Pangeran Suleman Sulendraningrat. "Ketika yang dipakai rujukan adalah naskah Babad milik Pangeran Suleman Sulendraningrat, ketika dikonversi antara tahun Saka, Masehi, dan sebagainya ternyata ada selisih tahunnya. Ada selisih tahun antara Masehi dan Hijriah," kata Akbarudin.

Menurut Akbarudin, sejatinya ada naskah lain yang lebih relevan untuk dijadikan sebagai rujukan, yakni naskah Carita Purwaka Caruban Nagari. Naskah tersebut ditulis oleh Pangeran Arya Cirebon pada 1720. Manuskrip Carita Purwaka Caruban Nagari, menurut Akbarudin, dijadikan sebagai sumber primer bagi sejarawan tentang berdirinya Cirebon.

"Naskah Pangeran Arya Cirebon ini belum ditemukan saat DPRD menetapkan Hari Jadi pada tanggal 1 Muharam. Setelah naskah Pangeran Arya Caruban ditemukan, naskah-naskah penting lainnya juga ditemukan di tempat penjualan barang bekas," kata Akbarudin.

Kemarin malam, Keraton Kanoman dan Pemkot Cirebon menggelar tradisi pembacaan Babad Cirebon. Tradisi pembacaan Babad Cirebon itu digelar di Bangsal Witana Keraton Kanoman, pendopo pertama yang berdiri di Kota Cirebon.

Sultan Kanoman XII Pangeran Raja Muhamad Emirudin melalui Jubir Kesultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan pembacaan Babad Cirebon sebagai pengingat sejarah tentang berdirinya Cirebon. Arimbi menceritakan tentang perjalanan panjang berdirinya Cirebon pada abad ke-15.

Pada abad tersebut, Cirebon masih menjadi bagian Kerajaan Pakuwan Pajajaran.

Saat itu wilayah Cirebon masih menjadi bagian Kerajaan Pakuwan Pajajaran. "Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Prabu Guru Dewata Prana atau yang lazim disebut dengan Prabu Siliwangi memimpin kerajaan tersebut," kata Arimbi kepada detikcom seusai pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman Cirebon, Kamis (19/8/2020).

Pada abad itu, lanjut Arimbi Pelabuhan Muara Jati yang saat ini menjadi bagian dari wilayah Gunung Jati Cirebon merupakan titik penyebaran Islam. Syahbandar Pelabuhan Muara Jati saat itu adalah Ki Gedeng Tapa.

Ki Gedeng Tapa menyepakati aktivitas syiar Islam yang dilakukan Syekh Idofi Mahdi atau Syekh Nurjati. Singkat cerita, Syekh Nurjati menunjuk muridnya yakni Pangeran Walangsungsang untuk membabad alas tanah kebon pesisir, saat ini masuk dalam wilayah Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

"Itu termasuk wilayah Keraton Kanoman. Babad alas tanah pesisir itu terjadi pada 1 Suro atau 1 Muharam. Babad alas tanah pesisir inilah yang mengawali lahirnya Cirebon. Titik nol-nya berada di bangunan Witana, yang memiliki makna tanah pembuka," kata Arimbi.

(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads