Suasana khidmat menyelimuti proses ritual tradisi pembacaan Babad Cirebon. Tradisi tahunan yang merefleksikan sejarah berdiri Kota Cirebon, Jawa Barat.
Pembacaan Babad Cirebon digelar setiap 1 Muharam. Pada tanggal 1 Muharam pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Cirebon. Hari ini, Kota Cirebon berusia 651 tahun.
Tradisi pembacaan Babad Cirebon digelar di Bangsal Witana Keraton Kanoman Cirebon. Tempat tersebut berupa pendopo yang menjadi tanda berdirinya Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sultan Kanoman XII Pangeran Raja Muhamad Emirudin melalui Jubir Kesultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan pembacaan Babad Cirebon sebagai pengingat sejarah tentang berdirinya Cirebon. Arimbi menceritakan tentang perjalanan panjang berdirinya Cirebon pada abad ke-15.
Pada abad tersebut, Cirebon masih menjadi bagian Kerajaan Pakuwan Pajajaran.
![]() |
Saat itu wilayah Cirebon masih menjadi bagian Kerajaan Pakuwan Pajajaran. "Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Prabu Guru Dewata Prana atau yang lazim disebut dengan Prabu Siliwangi memimpin kerajaan tersebut," kata Arimbi kepada detikcom seusai pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman Cirebon, Kamis (19/8/2020).
Pada abad itu, lanjut Arimbi Pelabuhan Muara Jati yang saat ini menjadi bagian dari wilayah Gunung Jati Cirebon merupakan titik penyebaran Islam. Syahbandar Pelabuhan Muara Jati saat itu adalah Ki Gedeng Tapa.
Ki Gedeng Tapa menyepakati aktivitas syiar Islam yang dilakukan Syekh Idofi Mahdi atau Syekh Nurjati. Singkat cerita, Syekh Nurjati menunjuk muridnya yakni Pangeran Walangsungsang untuk membabad alas tanah kebon pesisir, saat ini masuk dalam wilayah Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
"Itu termasuk wilayah Keraton Kanoman. Babad alas tanah pesisir itu terjadi pada 1 Suro atau 1 Muharam. Babad alas tanah pesisir inilah yang mengawali lahirnya Cirebon. Titik nol-nya berada di bangunan Witana, yang memiliki makna tanah pembuka," kata Arimbi.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik mengapresiasi Pemkot Cirebon dan Keraton Kanoman yang konsisten melestarikan tradisi pembacaan Babad Cirebon. Tradisi pembacaan Babad Cirebon salah satu daya tarik bagi pariwisata.
"Dari 27 daerah di Jabar, hanya Kota Cirebon yang masih memiliki wujud kesultanan. Ini menjadi kekuatan bagi wisata. Kemudian, Babad Cirebon ini adalah ajakan untuk memahami arti perjuangan leluhur. Ini sangat bagus," kata Taufik saat memberi sambutan di Keraton Kanoman Cirebon.
![]() |
Tradisi pembacaan Babad Cirebon, menurut Taufik, menjadi bagian dari pengembangan wisata religi. Sebab, lanjut dia, tak banyak daerah yang memiliki keunggulan budaya, karakteristik, keunikan dan mengangkat kearifan lokal.
Pembacaan Babad Cirebon tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tamu undangan seperti pejabat, seniman, budayawan serta masyarakat sekitar yang hadir mengenakan masker. Pihak keraton menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.
Babad Cirebon dibacakan oleh Pangeran Kumisi Keraton Kanoman Elang Besus Nugaraha. Seusai tradisi pembacaan babad dilanjutkan dengan arak-arakan Kereta Paksi Nagaliman, dari Keraton Kanoman menuju Astana Gunung Sembung di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.