Lonjakan pasien positif virus COVID-19 terjadi di Kabupaten Garut bulan ini. Pemerintah daerah berencana menutup kembali semua aktivitas wisata dan pernikahan di Garut.
Hal tersebut diungkap Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Helmi mengatakan, wacana penutupan kembali tempat wisata dan pesta pernikahan tengah digodok Pemda.
"Kemarin kita sudah laporkan ke Gugus Tugas dan perintahkan dinas teknis (Disparbud) untuk melakukan evaluasi tempat wisata dan tempat pernikahan. Ada kemungkinan disetop dulu," kata Helmi kepada wartawan, Jumat (21/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Helmi mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir, pihaknya melakukan monitoring di tempat-tempat wisata. Wisatawan memadati kawasan wisata. Namun, mereka banyak yang tidak menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan lainnya.
"Wisatawan cuman pakai masker saat diperiksa masuk. Setelah itu dilepas lagi. Kita temukan itu saat kemarin datang ke salah satu tempat wisata," katanya.
Selain tempat wisata, sambung Helmi, pihaknya juga kini tengah mengevaluasi gelaran pesta pernikahan. Pesta pernikahan dianggap salah satu kegiatan yang rentan terjadi penyebaran virus COVID-19.
"Acara pernikahan juga sudah banyak orang datang. Jaga jarak di sana sulit. Kadang ada yang enggak pakai masker juga. Kasus COVID-19 di Garut ini terus meningkat," kata Helmi.
Helmi mengamu, pihaknya enggan ambil resiko terkait hal tersebut. Wisata dan pesta pernikahan kemungkinan besar akan kembali disetop agar penyebaran virus COVID-19 dapat diredam.
Pasien positif COVID-19 di Garut sendiri kini terus melonjak. Total, memasuki akhir bulan Agustus 2020 ini, pasien positif Corona yang terkonfirmasi oleh Tim Gugus Tugas mencapai 71 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari tiga orang pasien yang meninggal, 48 pasien sembuh dan 20 pasien lainnya yang saat ini masih menjalani proses isolasi baik di RS maupun isolasi mandiri.