Pendapatan retribusi pengelolaan pasar tradisional di Kota Bandung mengalami penurunan imbas pandemi COVID-19. Sampai saat ini baru mencapai 75 persen.
Direktur Utama PD Pasar Herry Hernawan mengungkapkan meski tingkat kunjungan sudah terlihat ada peningkatan tapi untuk pemasukan retribusi pasar tradisional baru mencapai 75 persen.
"Kalau dari tingkat kunjungan kelihatannya sudah ada peningkatan. Walaupun indikatornya berupa pendapatan jasa pelayanan fasilitas atau service self," kata Herry di Balai Kota Bandung, Selasa (18/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herry menyebut kondisi ekonomi para pedagang belum kembali normal. Hal itu cukup berpengaruh terhadap pemasukan retribusi pengelolaan pasar di Kota Bandung.
"Jadi mungkin pertama dari sisi pedagang masih ada kesulitan transaksi ekonomi belum se-normal seperti biasanya. Tetapi dari sisi jumlah pengunjung sudah menunjukkan kenormalan," ungkapnya.
Peningkatan kunjungan itu, juga terlihat dari penurunan penjualan online di setiap pasar tradisional yang ada di Kota Bandung. "Karena jualan pasar online kita turun, bahkan enggak ada lagi pesan secara online. Justru mereka kembali datang lagi ke pasar untuk berbelanja, hanya belum ada peningkatan dari sisi jasa pelayanan fasilitas artinya retribusi pasar belum normal," jelasnya.
Harry menambahkan, pendapatan retribusi pasar belum mencapai 100 persen. "Sekitar 75 persen yang baru kita dapat. Artinya kalau belum 100 persen berarti belum normal. 25 persen retribusi pasar belum masuk," tambahnya.
Meski demikian, Harry tidak menyebutkan jumlah keseluruhan pedagang pasar tradisional di Kota Bandung yang menunggak retribusi. Menurutnya, saat ini 75 persen pemasukan retribusi pasar sekitar Rp 700-900 juta.
"Normal sekitar 1,4 miliar (kalau 100 persen). Tapi paling bagusnya itu 90 persen (target saat pandemi COVID-19) masuk dalam kondisi sekarang," pungkasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, PD Pasar menekan biaya operasional kegiatan selama pandemi COVID-19. Salah satunya ditiadakannya kunjungan kerja.
Simak juga video 'Bamsoet Ingatkan Ancaman Resesi Ekonomi Indonesia':