Puluhan warga di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya. Muspika setempat menyusun langkah kewaspadaan untuk menghindari bertambahnya korban akibat penyakit tersebut.
Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Gunungguruh Dedi Setiadi mengatakan masa pancaroba atau pergantian musim dari hujan ke musim kemarau.
Berdasarkan data yang tercatat di Puskesmas Kecamatan Gunungguruh, sepanjang awal Juli hingga 15 Agustus 2020, terdapat 11 warga yang terserang penyakit DBD. Terdiri dari enam warga suspect DBD dan 5 di antaranya dinyatakan positif DBD.
Sementara untuk Chikungunya, terdapat 17 warga yang terserang penyakit ini terdiri dari 10 warga Desa Gunungguruh dan tujuh warga di antaranya di wilayah Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari semua penyakit, paling banyak menyerang warga pada musim pancaroba ini, adalah penyakit DBD Chikungunya. Mereka yang terserang penyakit ini pada umumnya akan mengalami gejala sakit demam, kaku sendi, nyeri otot, manivestasi pendarahan, pembekakan pada tubuh terutama di bagian kaki dan sendinya. Bahkan sampai ada kelumpuhan sementara," kata Dedi kepada wartawan, Senin (17/8/2020).
Dedi juga menerangkan, DBD dan Chikungunya memiliki gejala yang hampir sama. Salah satunya diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypyti. Untuk memastikan positif atau tidaknya terjangkit Chikungunya, dijelaskan Dedi. Petugas telah mengambil sampel darah untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
"Langkah semacam ini sudah dilakukan untuk kasus Chikungunya pada Juli 2020 lalu. Hasilnya pada waktu itu (terdeteksi) positif Chikungunya ada sekitar 17 warga yang tersebar di wilayah Desa Gunungguruh dan Desa Cibentang," jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi Dedi meminta warga untuk meningkatkan kegiatan kewaspadannya dengan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Ia juga mengerahkan petugas untuk melakukan pengecekan massal secara rutin.
"Petugas dari Puskesmas dan promkes sudah melakukan pusling secara massal. Mereka (warga) nanti, akan kita kumpulkan untuk diberikan pemahaman soal PHBS. Iya, kita sudah berupaya maksimal dalam memberantas penyakit itu. Namun, upaya ini tidak akan berhasil jika tidak ada peran serta seluruh stakehoalder, salah satunya masyarakat," pungkas dia.
(sya/mso)