Kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di Kabupaten Pangandaran rencananya digelar mulai September 2020 mendatang. Keputusan itu terungkap setelah Pemkab Pangandaran, PGRI dan pihak terkait melakukan rapat khusus di aula Sekretariat Daerah Kabupaten Pangandaran, Kamis (13/8/2020).
"Kami putuskan awal September sekolah di Kabupaten Pangandaran kembali KBM tatap muka. Sudah kami bentuk tim khusus untuk melakukan persiapan dan evaluasi pelaksanaannya. Persiapan harus benar-benar teliti, karena ini menyangkut keselamatan anak-anak kita," kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata.
Untuk melengkapi kebutuhan APD dan fasilitas untuk memenuhi protokol kesehatan di seluruh sekolah, Pemkab Pangandaran merogoh kocek sekitar Rp 8,5 miliar. Dana itu untuk membeli 81 ribu face shield, masker, disinfektan, hand sanitizer dan peralatan lainnya yang akan dibagikan ke siswa dan sekolah-sekolah secara gratis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya keuangan daerah sedang limbung. Kita enggak punya duit. Beruntung ada dana reward dari pemerintah pusat atas kinerja baik penanganan COVID-19 di Pangandaran. Kita dapat Rp 14 miliar, lebih dari separuhnya kita gunakan untuk membuka sekolah," kata Jeje.
Dia juga mengatakan akan melakukan tes swab secara acak dan berkala bagi guru-guru. Proses sterilisasi gedung sekolah juga akan melibatkan gugus tugas COVID-19 di tingkat desa.
"Tapi walaupun nantinya sekolah sudah dibuka, namun orang tua siswa keberatan atau khawatir akan kesehatan anaknya, bisa menolak. Jadi anak pergi ke sekolah harus ada izin orang tua," kata Jeje.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran Agus Nurdin mengatakan pihaknya terus merumuskan hal-hal teknis yang lebih detail berkaitan dengan pembukaan KBM tatap muka di tengah pandemi.
"Sebelum benar-benar dibuka akan ada inspeksi dulu, untuk memastikan kesiapan sekolah-sekolah. Membuka kembali sekolah butuh dukungan semua pihak, termasuk dari orangtua siswa untuk membekali anaknya dengan pengetahuan tentang protokol kesehatan," ujar Agus.
(mso/mso)