RSUD Cibabat Kota Cimahi saat ini sudah memberlakukan lockdown dan work from home (WFH) sejak adanya kasus 12 tenaga medis terkonfirmasi positif COVID-19 beberapa hari lalu.
Meski saat ini status RSUD Cibabat sedang lockdown dan pegawainya WFH, namun pelayanan tidak sepenuhnya lumpuh. Hal tersebut lantaran masih ada pasien rawat inap yang menjalani perawatan sebelum adanya lonjakan kasus COVID-19 di rumah sakit tersebut.
Berdasarkan data, ada sekitar 90 pasien non COVID-19 dan 26 pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap. Pasien tersebut tetap mendapatkan pelayanan perawatan setiap harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokter dan perawat di ruang inapnya masih melakukan pelayanan. Jadi yang WFH itu tidak berkaitan dengan perawat di rawat inap. Mereka wajib absen online dan tidak boleh jalan-jalan. Kalau ketahuan akan kena sanksi," ungkap Plt Direktur Utama (Dirut) RSUD Cibabat, Reri Marliah, Rabu (12/8/2020).
Pihak RSUD Cibabat menerapkan peraturan ketat bagi keluarga pasien yang menunggu di rumah sakit. Mereka diharuskan memiliki kartu dan tidak diperkenankan keluar masuk rumah sakit. Selain itu, mereka dilarang bergantian dengan penunggu lainnya.
"Untuk pasien reguler kita juga lakukan rapid tes. Kalau reaktif baru kita lakukan swab test. Keluarga yang menunggu tidak boleh bergantian jadi harus tetap orangnya itu," terangnya.
Sejumlah penunjang rumah sakit lainnya seperti laboratorium, radiologi, Unit Transfusi Darah (UTD) hingga fatalogi anatomi masih membuka pelayanan. Di luar tersebut, semuanya ditutup termasuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan rawat jalan.
"Rawat jalan semuanya dihentikan sementara pelayanannya. Ada yang bukan, misalnya fatalogi anatomi, UTD, dan lab," katanya.
Untuk kondisi ke-12 pegawai yang masih terkonfirmasi positif Covid-19, lanjut Reri, saat ini cukup baik. Mereka hanya tinggal menunggu hasil swab test ulang.
"Kalau hasil swabnya sudah negatif, mereka dibolehkan pulang. Kondisinya sih sebetulnya sehat semua, kan OTG," tandasnya.
(mud/mud)