Di bulan Agustus ini Kabupaten Ciamis mulai menghadapi musim kemarau. BPBD Ciamis telah memetakan untuk mengatasi wilayah yang terdampak kekeringan.
Berdasarkan data BPBD di 2019, daerah yang terdampak kekeringan dan warga mengalami kesulitan air bersih ada di 91 desa, 223 dusun yang tersebar di 23 Kecamatan di Kabupaten Ciamis.
"Kami mulai melakukan pemetaan untuk antisipasi. Tapi mudah-mudahan di tahun 2020 ini tidak separah tahun lalu. Kami juga masih menunggu dari Provinsi kaitan dengan penanganan kekeringan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Dadang Darmawan, Selasa (11/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah tersebut, ada 12 titik yang diwaspadai rawan kekeringan. Wilayah itu didominasi di Selatan Ciamis, seperti Pamarican, Banjarsari dan Banjaranyar.
"Seperti di Pamarican, kami kemarin telah memberikan edukasi ke kadus dan kadesnya supaya membuat sumur dan mencari mata air terdekat. Jadi apabila sumur utama kering kalau ada mata air dekat petugas bisa langsung mendistribusikan langsung menggunakan mobil tanki," ungkap Dadang.
Di tahun 2019, BPBD Ciamis telah melakukan distribusi air bersih sebanyak 428 tangki atau sekitar 2 juta liter lebih dari bulan Juli sampai bulan Agustus. Bantuan air bersih itu dari BPBD dan donasi pihak lainnya.
"Untuk menghadapi musim kemarau. Kami ingatkan kepada masyarakat untuk menghemat air. Sebetulnya di musim kemarau bukan hanya kebutuhan air bersih tapi harus waspada juga kebakaran lahan," katanya.
Memasuki musim kemarau saat ini BPBD Ciamis baru mendapat 1 laporan wilayah yang kekeringan di satu Desa di Kecamatan Pamarican.
"Kemarin kita baru sekali mendistribusikan air bersih 1 tangki atau 3.500 liter. BPBD menyalurkan bantuan air bersih ketika ada laporan dari Desa. Sampai saat ini masih aman. Kami juga akan melakukan monitoring ke daerah," tegasnya.
(mud/mud)