Tiga skenario alternatif untuk penerapan kurikulum pembelajaran jarak jauh (PJJ) tahap kedua dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung.
Kepala seksi kurikulum Sekolah Menengan Pertama (SMP) Disdik Kota Bandung Bambang Ariyanto mengatakan, skenario pertama yaitu ideal. Penerapan kurikulum dapat berjalan ideal bila tidak ada kendala komunikasi dari siswa dan gurunya.
"Ideal itu, berarti tidak ada kendala komunikasi dan alat. Kita tetapkan stuktur kurikulum yang ideal," kata Bambang di Balai Kota Bandung, Selasa (4/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, skenario esensial, yaitu menyiapkan struktur kurikulum essensial dengan memilih materi pejalaran mana yang lebih penting untuk diajarkan kepada siswa.
"Struktur essensial, itu jika ada kendala baik di siswa, media atau gurunya, maka disiapkan struktur kurikulum esensial," ungkapnya.
Ketiga, skenario adaptif, yang berarti menyesuaikan dengan kondisi kehidupan siswanya. Menurutnya, kurikulum adaptif ini diterapkan kepada siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP).
"Ketika anaknya sangat terkendala, misalnya mohon maaf, anak RMP yang buat makan saja sulit, apalagi memikirkan kuota dan media (telpon gengam atau sarana online), maka kurikulumnya bisa menyeseuaikan dengan kehidupan anak itu," ungkapnya.
Tiga skenario itu, memiliki tujuan yang sama, yaitu menggiring anak untuk mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum nasional.
"Jadi kurimukulumnya tetap, tapi Kota Bandung membuat skenario variasi berdasarkan audiens (siswa) yang dihadapi," pungkasnya.
(wip/ern)