Korban investasi bodong paket kurban juga ada yang berasal dari Sukabumi. Jumlah korban diduga mencapai ribuan orang.
Sejumlah korban awalnya enggan memberikan informasi karena mereka masih berharap uang yang di invetasikan di ragam paket milik perusahaan terduga pelaku inisial HA akan cair. Status korban pun beragam mulai dari konsumen, reseller dan ketua.
"Dia dipanggil Big Boss, rata-rata mereka menyebutnya dengan nama itu. Mayoritas yang ikut itu buruh pabrik dan ada juga masyarakat, satu reseller bisa sampai 50 - 100 orang bisa lebih dari seribu. Hampir semua buruh di beberapa pabrik ikut masyarakat bahkan tetangga saya," kata AA, salah seorang rekan korban kepada detikcom, Senin (3/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama CV si terduga pelaku ini CV Hoki Jaya Abadi, dia menyebar informasi paket melalui brosur," sambung AA.
Sementara itu Ni, buruh salah satu pabrik membenarkan informasi itu. Status Ni sebagai konsumen dan ikut menyetorkan uang sampai Rp 21 juta lebih sejak ikut paket investasi yang beragam ditawarkan oleh perusahaan milik terduga pelaku HA.
NI tidak membantah, awal mengikuti paket semuanya berjalan lancar. Mulai dari barang kecil seperti itu Bed Cover hingga lemari, semuanya turun meskipun nilai yang di setor tidak sebesar harga barang yang diterima.
Saya ikut dari tahun 2019 kalau yang elektronik, bahkan yang tahun pertama seperti kulkas, bad cover keluar. Saya nyoba waktu dulu tiga barang dan semuanya keluar, saya setor Rp 25 ribu per bulan selama 10 bulan totalnya 250 ribu dapatnya bad cover dua buah dari merk bagus, kalau sengaja beli hampir Rp 400 ribuan," ungkap Ni.
Karena tergiur dengan nilai setoran rendah dengan hasil barang yang lebih mahal buruh salah satu pabrik itu kemudian mencoba ikut lagi namun dengan barang yang lebih mahal. Ia menyetorkan uang senilai Rp 100 ribu selama 10 bulan untuk alat elektronik seharga tiga kali lipat dari uang yang ia setorkan. Ia saat itu mengikuti beberapa paket baru.
"Ikutan lagi yang barang barang lebih gede elektronik seperti bed cover yang gede, TV lalu lemari, untuk tv 100rb selama10 bulan totalnya Rp 1 juta, tapi barangnya enggak keluar janji tanggal 31 Juli kemarin tapi enggak ada. Total semua yang di setor dengan paket lain Rp 21 juta lebih," tuturnya.
Ni juga membenarkan korban investasi paket bisa mencapai ribuan. "Kalau Cianjur sudah ada posko, harapan saya di Sukabumi juga kepolisian membuat posko. Kalau ada posko jumlahnya pasti bisa sampai ribuan, mereka semua (korban) pasti melapor. Kalau harus ke Cianjur kan jauh, tidak ada waktu karena bentrok dengan kerja," pungkasnya.
(sya/mud)