Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat orang tua harus menyiasati agar anak bisa belajar secara optimal. Terutama, dalam kondisi terbatas. Hal itu dilakukan oleh Idha (33), warga Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Idha mengatakan, keluarganya hanya memiliki satu unit handphone yang digunakan secara bergantian oleh kedua anaknya untuk belajar dan suaminya untuk bekerja. Ponsel yang mereka pun memiliki spesifikasi yang terbatas.
"Kalau handphone pakai yang bapaknya, kalau ada aplikasi yang sangat berat kadang enggak ikutan, seperti misalnya ikutan Zoom Meeting. Itu kan harus download, memori hapenya enggak cukup, jadi seringnya enggak ikutan," ujar Idha saat ditemui detikcom, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idha mengatakan selama PJJ ini, pagi hari ponsel itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak sulungnya yang kini duduk di kelas sembilan di sebuah sekolah swasta yang tak jauh dari rumahnya. Menjelang siang, ponsel itu digunakan oleh adiknya yang duduk di kelas empat.
Baru kemudian, setelah digunakan oleh kedua buah hatinya, ponsel itu dibawa oleh suaminya ke lokasi bekerja di sebuah pabrik tekstil di Kecamatan Cileunyi. "Memang PJJ ini sangat memberatkan, belum lagi kita harus beli kuota karena enggak pasang wifi," ujar Idha.
Dalam sebulan, rata-rata ia harus mengeluarkan kocek lebih dari Rp 200 ribu, hanya untuk memenuhi kebutuhan kuota internet anak-anaknya. Biaya itu belum termasuk biaya Sumbangan Biaya Pendidikan (SPP) bulanan yang tetap harus dibayar penuh.
"Anak saya sekolah di SMP swasta, harus full bayar. Kemarin juga di sekolah itu juga ada (orang tua siswa) yang minta keringanan sampai nangis-nangis karena kepala keluarganya kena PHK. Suami saya juga kerja enggak full, kemarin masuk kerjanya seminggu tiga kali. Baru normal lagi sejak sepekan kemarin," tuturnya.
Idha cukup beruntung, pasalnya ada seorang ASN di Pemprov Jabar yang memberi pinjaman ponsel bekas bagi anaknya untuk belajar dan juga sinyal wifi agar kedua anak Idha bisa lebih mudah untuk mengakses pelajaran. "Bu haji juga ngasih, ya alhamdulillah yang penting bisa nyala dan dipakai," pungkasnya.
(yum/ern)