Kisah PJJ di Bandung, Kakak-Adik-Ayah Gantian Pakai Handphone

Kisah PJJ di Bandung, Kakak-Adik-Ayah Gantian Pakai Handphone

Yudha Maulana - detikNews
Senin, 03 Agu 2020 14:05 WIB
Sistem pembelajaran jarak jauh secara daring di masa pandemi ini menjadi masalah bagi sejumlah siswa. Mulai dari tidak adanya paket data hingga sulitnya sinyal internet.
Ilustrasi belajar jarak jauh/Foto: Antara Foto
Bandung -

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat orang tua harus menyiasati agar anak bisa belajar secara optimal. Terutama, dalam kondisi terbatas. Hal itu dilakukan oleh Idha (33), warga Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Idha mengatakan, keluarganya hanya memiliki satu unit handphone yang digunakan secara bergantian oleh kedua anaknya untuk belajar dan suaminya untuk bekerja. Ponsel yang mereka pun memiliki spesifikasi yang terbatas.

"Kalau handphone pakai yang bapaknya, kalau ada aplikasi yang sangat berat kadang enggak ikutan, seperti misalnya ikutan Zoom Meeting. Itu kan harus download, memori hapenya enggak cukup, jadi seringnya enggak ikutan," ujar Idha saat ditemui detikcom, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idha mengatakan selama PJJ ini, pagi hari ponsel itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak sulungnya yang kini duduk di kelas sembilan di sebuah sekolah swasta yang tak jauh dari rumahnya. Menjelang siang, ponsel itu digunakan oleh adiknya yang duduk di kelas empat.

Baru kemudian, setelah digunakan oleh kedua buah hatinya, ponsel itu dibawa oleh suaminya ke lokasi bekerja di sebuah pabrik tekstil di Kecamatan Cileunyi. "Memang PJJ ini sangat memberatkan, belum lagi kita harus beli kuota karena enggak pasang wifi," ujar Idha.

ADVERTISEMENT

Dalam sebulan, rata-rata ia harus mengeluarkan kocek lebih dari Rp 200 ribu, hanya untuk memenuhi kebutuhan kuota internet anak-anaknya. Biaya itu belum termasuk biaya Sumbangan Biaya Pendidikan (SPP) bulanan yang tetap harus dibayar penuh.

"Anak saya sekolah di SMP swasta, harus full bayar. Kemarin juga di sekolah itu juga ada (orang tua siswa) yang minta keringanan sampai nangis-nangis karena kepala keluarganya kena PHK. Suami saya juga kerja enggak full, kemarin masuk kerjanya seminggu tiga kali. Baru normal lagi sejak sepekan kemarin," tuturnya.

Idha cukup beruntung, pasalnya ada seorang ASN di Pemprov Jabar yang memberi pinjaman ponsel bekas bagi anaknya untuk belajar dan juga sinyal wifi agar kedua anak Idha bisa lebih mudah untuk mengakses pelajaran. "Bu haji juga ngasih, ya alhamdulillah yang penting bisa nyala dan dipakai," pungkasnya.

(yum/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads