Warga Karawang di bantaran Citarum sejak tiga hari terakhir banyak menemukan ikan mati di sepanjang aliran sungai. Tidak hanya itu, warga juga mencium bau limbah menyengat dan melihat air sungai berwarna hitam pekat.
Kematian ikan-ikan, perubahan warna dan bau menyengat air sungai disinyalir akibat pencemaran limbah industri. "Ini bau kimia," kata Santa (58) tukang perahu eretan di wilayah Purwadana, Gempol, Senin (3/8/2020).
Santa bercerita perubahan bau dan warna sungai terjadi sejak Jumat sore (31/7). Menjelang magrib, Santa mengaku melihat aliran sungai tiba-tiba menghitam. Seketika, lanjut dia tercium bau menyengat. "Saya sampai mual-mual," ujar Santa yang setiap hari membantu warga menyeberang sungai ke Kampung Sumedangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pagi hari, Santa dikagetkan dengan bangkai ikan yang berceceran di pinggir sungai. Mulai dari ikan tawes, mujair, lundu dan berbagai ikan lainnya. Bahkan saat detikcom, menyusuri Citarum Senin siang, ditemukan banyak ikan sapu-sapu yang mati. Bau menyengat juga tercium menusuk hidung.
"Setiap hari ikan mati mengambang, pemancing juga tak ada lagi yang ke sini," tutur Santa.
Dugaan pencemaran limbah pabrik itu diperkuat oleh reaksi gatal-gatal yang dialami sejumlah warga usai menyentuh air Citarum. Riswan (32) misalnya mengalami gatal-gatal usai menyentuh air tercemar di Citarum.
"Kaki dan tangan saya gatal-gatal setelah mengambil jebakan ikan. Percuma mengambil ikan saat kondisi sungai begini," ujar Riswan.
Tonton video 'Dampak Buruk Urbanisasi, Sungai di Peru Tercemar Parah':