Cerita Warga soal Rumah yang Jadi Pabrik Pil Obat Berbahaya di Bandung

Cerita Warga soal Rumah yang Jadi Pabrik Pil Obat Berbahaya di Bandung

Muhammad Iqbal - detikNews
Jumat, 24 Jul 2020 09:29 WIB
Rumah Dijadikan Pabrik Narkoba di Kabupaten Bandung
Rumah yang diduga menjadi pabrik pil berbahaya di Bandung (Foto: Muhammad Iqbal/detikcom).
Kabupaten Bandung -

Warga Komplek Kopo Permai III, Desa Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dikagetkan dengan adanya penggerebekan sebuah rumah yang diduga menjadi lokasi pengolahan pil obat berbahaya. Warga menganggap rumah tersebut tidak berpenghuni atau rumah kosong.

Sebelumnya, pada Rabu (22/7/2020) BNN RI, BNNP Jabar, dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Barat berhasil menggerebek lokasi pengolahan pil obat berbahan berbahaya. Penggerebekan tersebut dilakukan di dua lokasi berbeda, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung.

Seperti disaksikan oleh salah satu tetangga dari rumah tersebut, Randi (70). Randi mengatakan rumah tersebut tampak tak berpenghuni. Namun ia beberapa kali pernah melihat motor keluar masuk dari rumah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepi sekali, paling ada motor masuk yang Nmax biru. Anehnya kan kalau iuran didatangi ke rumahnya, ini malah ke bayar ke pos," kata Randi saat ditemui di halaman rumahnya, Jumat (24/7/2020).

Randi menuturkan, saat di hari penggerebekan, ia mendapatkan informasi di grup WhahstApp warga bahwa ada orang yang loncat melewati pagar rumah tersebut. Setelah itu, barulah muncul mobil BNN yang datang ke lokasi. Dari sana, Randi curiga bahwa ada penggerebekan terkait narkotika.

ADVERTISEMENT

"Saya lihat pas penggerebekannya, ada yang loncat ke sana, warga pun tahu ada yang loncat ke sana. Setelah itu baru tereskpos bahwa ada pembuatan itu. Beberapa menit kemudian beberapa mobil BNN, dari sana kami mengetahui informasi yang berkembang," ujar Randi.

Hal senada pun dikatakan salah satu petugas keamanan di Komplek Permai III, Iwan (59). Iwan mengatakan kondisi rumah yang berwarna dominan putih itu tampak sepi dan kotor. Halaman rumah tampak tak terawat oleh pemilik rumah.

"Iya rumah itu kalau saya lewat selalu terkunci dari luar. Terus kalau saya kan satpam saya paling paling kalau ke rumah ngecek gembok pagar terus lihat jendela rumah, itu standar kita," ujarnya.

Iwan mengatakan, sempat beberapa kali bertemu dengan salah satu pegawai yang bekerja di rumah tersebut. Petugas tersebut sering kali berkunjung ke pos satpam untuk membayar iuran bulanan keamanan atas nama Kholik.

"Beberapa bulan ini penghuni rumah itu sudah gak bayar lagi iuran. Dia itu pegawai katanya di sana dan dia bayar iuran atas nama Kholik itu," ujarnya.

Seperti pantau detikcom, sekitar pukul 08.00 WIB, sejumlah warga pun mendatangi lokasi adanya pengolahan obat berbahaya tersebut. Sebagian warga mengakui sebelumnya tidak pernah tahu bahwa pernah ada penggerebekan di lokasi tersebut. Mereka baru mengetahuinya dari pemberitaan di media.

Sejauh ini, empat orang telah ditetapkan menjadi tersangka. Namun, baik BNN dan Polda Jabar belum menyebutkan peran dan siapa saja para tersangka itu.

(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads