Mata Putra Mahkota Kesultanan Kasepuhan Cirebon PRA Luqman Zulkaedin berkaca-kaca saat menceritakan momen terakhir bersama ayahnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningratsaat di rumah sakit. Dia setia menjaga ayahnya hingga akhirnya meninggal.
Luqman selalu membisikan kalimat-kalimat tauhid saat ayahnya dirawat di ruang ICCU RS Santosa, Kota Bandung.
"Saat beliau terbaring di ICCU, saya turut menemani dan terus mengucapkan lafaz Allah ke beliau. Sampai beliau menghembuskan nafas terakhirnya," kata Luqman kepada awak media di komplek pemakaman Astana Gunung Sembung, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa barat, Rabu (22/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelum wafat, Luqman mengatakan ayahnya masih bisa berkomunikasi dengan keluarga, tepatnya pada Selasa (21/7/2020) sekitar pukul 12.00 WIB. Dua jam setelah berkomunikasi dengan keluarga, kondisi Arief semakin menurun. Hingga akhirnya, Arief harus mendapat perawatan di ICCU sekitar pukul 16.00 WIB.
"Hari Selasa beliau ngedrop (kondisi kesehatan menurun). Sempat mengobrol dengan keluarga. Mudah-mudahan diterima di sisi Allah," kata Luqman.
Arief dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XIV pada tahun 2010, setelah ayahnya Sultan Sepuh XIII PRA Mualana Pakuningrat mangkat.
"Baru 10 tahun, tapi keraton maju dan berkembang. Kita harus terus melestarikan adat dan tradisi. Jangan sampai tradisi turun-temurun tidak dilestarikan," katanya.
Lebih lanjut, Luqman menceritakan tentang riwayat kanker usus yang diderita ayahnya. Pada tahun 2016, kata Luqman, ayahnya menjalani pemotongan usus pertama. Dua tahun kemudian, usus Arief kembali dipotong.
"Tahun kemarin selepas pulang haji kembali tumbuh di ususnya. Sedangkan sudah banyak yang dipotong (ususnya). Jadi harus kemoterapi. Ini kemoterapi yang ketiga, kemudian kondisi semakin menurun," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat wafat saat menjalani perawatan d RS Santosa Bandung, Jawa Barat. Arief divonis kanker usus.
(mso/mso)