Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (GTPP Jabar) masih melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang masuk ke dalam klaster GBI Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Sebelumnya pada 3 April 2020, dari 637 jemaah yang diperiksa. 226 diantaranya dinyatakan positif. Juru Bicara GTPP Jabar Berli Hamdani mengatakan, angka kasus terus bertambah seiring dengan penularan lokal yang terjadi.
Walau demikian Berli belum menyebut data terkini saat ditanya tentang berapa orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dari klaster tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari ini kita lakukan kajiannya dengan presentase ya. Dari klaster ini di angka 3,8% - 4,2% yang positif. Artinya waktu kita tes, ditemukan kasus sebanyak itu. Misal kalau ada 100 orang, sekitar 5 orang yang positif, sekarang masih ada (kasus) dari klaster tersebut," ujar Berli saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (20/7/2020).
Berli mengatakan, kendala dalam pelacakan adalah semua peserta kegiatan tersebut yang berasal dari banyak daerah. Selain itu, tidak semua peserta yang hadir mencantumkan namanya di dalam buku daftar kehadiran.
"Ada peserta yang tidak absen ya. Jadi misal dari sekian yang hadir di pertemuan, yang mengisi daftar hadir hanya berapa, ada di transmisi lokal, tapi bukan second wave ya," ujarnya.
Saat ini, upaya yang dilakukan GTPP Jabar adalah terus menggenjot pemeriksaan sesuai dengan standar yang diterapkan WHO, yakni 1.000 orang per 1.000.000 orang.
Di Jabar sejauh ini, telah teridentifikasi tujuh klaster. Diantaranya seminar ekonomi syariah dan acara GPBI di Bogor. GBI di Bandung Barat, Musda HIPMI di Karawang, klaster karyaean pabrik di Kabupaten Bekasi, Setukpa Polri di Kota Sukabumi, Secapa AD di Kota Bandung dan Pusdikpom di Kota Cimahi.
Ia mengatakan, dari tujuh klaster tersebut tinggal klaster GBI yang masih dilacak penyebarannya.
"Jadi sporadis juga tempat-tempatnya ditemukan di Kabupaten Tasik, Garut dan sebagainya. Jadi yang terlacak terakhir ada sekitar belasan kasus yang terkonfirmasi positif. Yang sisanya, kejadian yang sporadis," pungkasnya.
(yum/mud)