Lebih dari empat bulan seluruh kereta milik PT KAI Daop 3 Cirebon tak beroperasi gegara pandemi Corona. Bagaimana PT KAI merawat kereta yang tak dioperasikan itu?
Manager Sarana Daop 3 Cirebon Dhani Satriana menyebutkan total yang tak beroperasi selama pandemi sebanyak 93 kereta. "Semua kereta tak beroperasi, totalnya 93 kereta yang disimpan di dipo. Itu kereta kelas eksekutif, bisnis dan ekonomi," kata Dhani saat berbincang dengan detikcom, Kamis (16/7/2020).
Dhani mengatakan 93 kereta yang tak beroperasi itu merupakan enam rangkaian kereta milik Daop 3 Cirebon, yakni dua KA Ranggajati dan empat KA Argo Cheribon. Dhani menerangkan KA Ranggajati sempat beroperasi. Namun hanya beberapa minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu Ranggajati beroperasi, sekitar 71 kereta yang disimpan. Sekarang semua disimpan di depo, karena Ranggajati tak lagi beroperasi," ucap Dhani.
Selama pandemi pihaknya harus rutin memeriksa kondisi kereta. Tujuannya untuk menghindari adanya masalah ketika dioperasikan kembali. Selama disimpan di dipo, lanjut Dhani, pemeriksaan terfokus pada perawatan genset dan bearing atau laher roda.
"Karena posisi kereta ini diam, maka beban terfokus pada satu titik bearing roda. Sehingga kita jalankan kereta ini setiap tiga hari sekali. Ya mencegah kerusakan roda," tuturnya.
"Kita juga menghidupkan genset setiap hari, minimalnya selama 30 menit. Ya dipanaskan intinya. Selain itu kita juga lakukan pemrograman," Dhani menambahkan.
Selain memiliki 93 kereta yang disimpan di depo, Dhani mengatakan sedikitnya ada 14 lokomotif yang dimiliki Daop 3 Cirebon. Perawatan terhadap lokomotif itu berbeda dengan rangkaian kereta.
"Kalau untuk lokomotif itu kita lakukan rotasi dinas, ya tetap beroperasi untuk kereta barang. Tapi dirotasi. Bergiliran supaya tetap berjalan," kata Dhani.
Dhani menambahkan PT KAI melibatkan 169 petugas sarana untuk memeriksa kondisi kereta dan lokomotif. "Kalau untuk air conditioner (AC) kita juga lakukan pemeriksaan, tapi tidak terlalu ada efek kan kalau AC. Fokusnya di bearing dan genset," ujar Dhani.
(bbn/bbn)