Pandemi Corona tidak hanya berdampak terhadap kesehatan. Namun juga memberi dampak buruk terhadap perekonomian. Banyak pelaku usaha terutama menengah ke bawah terpaksa gulung tikar imbas pandemi COVID-19.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah, pengusaha hingga komunitas untuk menyelamatkan perekonomian. Salah satunya seperti kolaborasi antara Koperasi Samudera Biru, Indek Foundation dan Warung Usaha Rakyat. Mereka hadir dan membangun sistem untuk mendorong kebangkitan ekonomi melalui sebuah aplikasi Robot Biru.
CEO Edumatic Internasional Hairul Anas Suaidi mengatakan, platform Robot Biru ini bisa menjadi jembatan bagi koperasi, yayasan hingga komunitas untuk mendapatkan keuntungan dari setiap transaksi keuangan, seperti membeli pulsa, token listrik, tiket pesawat dan tiket kereta hingga PPOB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dalam aplikasi Robot Biru ini, juga akan mengakomodasi usaha kecil menengah melalui Warung Usaha Rakyat. Artinya, platform ini akan dikembangkan menjadi market place yang bisa menjajakan produk usaha mikro tanpa ada pungutan biaya.
"Nanti penyedia ritel itu akan bisa mengecek pendapatan secara terbuka," katanya di Bandung, Kamis (16/7/2020).
Pria lulusan ITB ini menjelaskan platform Robot Biru ini memiliki perbedaan dengan platform lainnya yang telah lebih dulu muncul. Platform ciptaannya ini mementingkan keterbukaan penghasilan secara real time. Sehingga, anggota bisa mengetahui capaian pendapatan dari setiap transaksi yang terjadi.
Bahkan, dalam keuntungan setiap transaksinya, akan dibagi menjadi tiga, yakni 80 persen dari margin harga modal dan harga jual akan didapatkan oleh penjual, 20 persennya akan dibagi dua, yakni masuk pada komunitas, yayasan atau koperasi yang menaunginya dan sisanya masuk pada Robot Biru.
"Cara pembagiannya, 80 persen untuk pelaku usaha, sedangkan 20 persen dibagi kepada jaringan penjual, ritel atau komunitas, dan terakhir untuk Robot Biru, itu kecil," ungkapnya.
Selain itu, dari setiap transaksi tersebut, akan otomatis terpotong 2,5 persen untuk zakat yang nantinya akan disalurkan secara terbuka.
Menurutnya, platform ini bisa menjadi solusi untuk membangkitkan ekonomi nasional yang diawali melalui koperasi, yayasan hingga komunitas di tengah Pandemi COVID-19.
"Sekarang orang beli pulsa sebulan sekali, beli token listrik, bayar PPOB, di kali dengan jumlah anggota koperasi, maka itu akan menjadi penghasilan bagi koperasi tersebut," jelasnya.
Ia menilai, koperasi merupakan watak ekonomi yang benar di Indonesia. Sehinga, dengan demikian, akan berimplikasi langsung pada usaha ril di masyarakat menengah ke bawah.
Hadirnya Robot Biru versi 1.0 ini, akan terus dimutakhirkan hingga platform tersebut menjadi "palugada" yang bisa mewadahi usaha masyarakat dari mulai usaha ojek online, kurir pengiriman, market place hingga menjadi platform pembayaran yang akan memberikan keuntungan lebih besar dalam setiap transaksinya kepada anggotanya.
"Nanti ada 2.0, 3.0 hingga 5.0 yang akan dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan," ucapnya.
Dia menargetkan keanggotaan hingga 5 juta orang di Jawa Barat. Terlebih Jabar, bagi dia, menjadi profil paling komplit baik dari segi agrobisnis, kuliner dan banyak lagi.
"Kita akan kolabirasi dengan yayasan besar, seperti Daarut Tauhid dan yayasan besar lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Warung Usaha Rakyat Haris Yuliana menyebut platform ini bisa menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi yang terkena hantaman Pandemi COVID-19.
"Minimal untuk komunitas kami, bisa menjadi solusi," jelasnya.
Ia berharap platform ini mampu mewadahi dan kembali membuat pondasi recovery ekonomi masyarakat di tingkat terbawah.
"Semua sekarang sedang mengupayakan recovery ekonomi, nah kita mulai dari sini, dari optimalisasi koperasi, yayasan dan komunitas dengan modal usaha kebangsaan," ujarnya.
(wip/mso)