Menjelang perayaan Idul Adha pada akhir Juli nanti, penjualan hewan kurban pada tahun ini diprediksi tidak akan seramai dan selaris tahun-tahun sebelumnya.
Penyebabnya karena pandemi Corona Virus Disease atau COVID-19 yang terjadi hampir lima bulan belakangan. Kondisi ekonomi masyarakat menjadi lesu ditambah wajib menghindari kerumunan saat Idul Adha nanti.
Meskipun penjualan hewan kurban diprediksi turun, namun peternak tidak menurunkan harga jual untuk setiap ekor hewan kurban baik sapi maupun domba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Cimahi Uden Mulyadi menuturkan tahun lalu tercatat ada sekitar 175 sapi yang terjual di wilayah Kelurahan Cipageran yang menjadi sentra ternak sapi.
"Tahun ini paling hanya bisa menjual 100 ekor saja. Untuk penjualan tahun ini menurun dibandingkan tahun 2019 karena pengaruh COVID-19. Kalau harga enggak ada diturunkan," ungkap Uden, Jumat (10/7/2020).
Hingga saat ini tercatat baru ada sekitar 50 ekor sapi yang dipesan konsumen dari peternak sapi wilayah Cipageran. Konsumen berasal dari wilayah Bandung Raya seperti Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Alhamdulillah pesanan sapi untuk Idul Adha sudah ada yang pesan. Laporan dari para peternak sapi di Cipageran Atas baru 50 ekor yang dipesan," bebernya.
Harga sapi yang dijual paling murah di wilayahnya berkisar di angka Rp 18 juta per ekor. Namun sapi yang paling banyak diburu biasanya yang memiliki harga jual di atas Rp 20 juta hingga Rp 30 juta lantaran ukurannya sedang.
"Kalau yang Rp 18 juta memang agak kecil, kalau yang Rp 20 juta ke atas sedang. Rata cari yang harga Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Tergantung kebutuhan panitia kurban saja," katanya.
Seperti biasanya, dokter hewan dari Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi akan memastikan bahwa sapi di wilayahnya memenuhi syarat untuk dijual dan dikurbankan.
"Nanti dikasih tanda sehat oleh dokter hewan. Alhamdulillah setiap tahun itu aman dijual dan dikurbankan," ujarnya.
(mso/mso)