Pemerintah Kabupaten Cianjur mengurangi jumlah ruang isolasi untuk pasien COVID-19 di rumah sakit sampai 50 persen. Padahal Cianjur masih menjadi zona kuning penyebaran COVID-19.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur Yusman Faisal mengatakan dari empat rumah sakit penanganan COVID-19 awalnya ada 200 ruang isolasi. Namun sejak awal pekan ini, jumlahnya hanya sekitar 100 ruang isolasi.
"Paling banyak di RSUD Sayang, yang awalnya 100 tempat tidur, menjadi sekitar 50 tempat tidur. Secara keseluruhan pun dari RS Cimacan, Pagelaran, dan satu RS swasta dikurangi 50 persen," kata dia kepada detikcom, Rabu (9/7/2020).
Ruang yang semula isolasi itu kembali digunakan untuk ruang rawat inap pasien umum. Ruangan tersebut juga sudah disterilisasi sehingga aman dan bebas Corona.
"Meski bekas ruang isolasi, tetap aman untuk pasien umum. Kan sudah disterilisasi dulu," jelasnya.
Menurut Yusman, pengurangan ruang isolasi berdasarkan penurunan kasus pasien ODP, PDP, hingga pasien posisif. Apalagi sudah hampir dua bulan, Cianjur nihil pasien positif.
Tetapi jika nantinya terjadi gelombang kedua, ruangan tersebut kembali digunakan untuk isolasi. "Cianjur ini memang masih zona kuning dan untuk kerawanan di label biru. Tapi secara kasus, terjadi penurunan. Dari ruangan yang sekarang tersedia pun hanya sedikit yang terisi pasien PDP ataupun ODP. Meskipun kami tak harapkan ada gelombang kedua, tapi jika terjadi ruangan itu siap digunakan lagi sebagai isolasi," paparnya.
Direktur RSUD Sayang Cianjur Ratu Tri Yulia menambahkan ruangan isolasi yang kembali difungsikan sebagai rawat inap pasien umum, di antaranya ruang Bougenville dan HCU.
Tonton juga 'Terciduk! 2 'Petugas Kebersihan' di Cianjur Buang Sampah ke Sungai':
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya tinggal Flamboyan dan ICU yang digunakan rusng isolasi, totalnya 52 ruangan dari semula 100 ruangan," kata dia.
Sekadar diketahui, untuk Pasien dalam Pengawasan tercatat ada 124 orang, dengan 71 di antaranya selesai dan hanya 53 orang yang masih dalam Pengawasan. Sedangkan untuk Orang dalam Pemantauan (ODP) dari 1.024 orang, 788 diantaranya sudah selesai dan tersisa 236 orang yang masih dalam pemantauan.