Pemkot Cirebon pun telah menerbitkan aturan tentang relaksasi pelaksanaan pernikahan. Perkumpulan Penyelenggara Pernikahan Indonesia (GPPPI) langsung merespon aturan tersebut dan membuat simulasi prosesi pernikahan di gedung.
GPPI terdiri dari sejumlah organisasi seperti Asosiasi Pengusaha Dekorasi Indonesia (Aspedi), Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI), Harpi Melati dan MCX Indonesia.
Dalam simulasi prosesi pernikahan itu tempat duduk tamu diatur berjarak, minimalnya satu meter. Kemudian, semua tamu undangan wajib mengenakan masker. Namun, penyelenggara juga menyediakan masker bagi tamu undangan yang tak mengenakan masker.
![]() |
Ketua Pelaksana Simulasi Wedding New Normal Retania Primasari mengatakan pelaksanaan simulasi merupakan upaya untuk mengedukasi masyarakat yang ingin melangsungkan pernikahan. "Agar masyarakat tahu acara pernikahan dalam masa pandemi ini harus tetap mengikuti prosedur kesehatan COVID-19," kata Retania di Grage Grand Business Hotel Cirebon, Jalan Kartini Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020).
Retania mentatakan selama acara pernikahan wajib mengenakan masker. Pihak penyelenggara juga menyediakan hand sanitizer dan mengatur jarak tamu undangan.
"Tak ada salam-salaman, kita gunakan salam khas Sunda. Protokol kesehatan harus diutamakan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) masing-masing. Kita kenakan face shield juga," katanya.
"Kita juga menyarankan kepada calon pengantin dan pemilik tempat untuk membatasi hanya 50 persen dari kapasitas gedung," kata Retania menambahkan.
Di tempat yang sama, General Manager Grage Grand Business Hotel Cirebon Satrio Wibowo mengaku telah menyiapkan sejumlah paket pernikahan yang disesuaikan dengan peraturan AKB. Pihaknya bekerjasama dengan sejumlah pelaku usaha yang bergerak di bidang pernikahan.
"Protokol kesehatan yang disiapkan oleh hotel yaitu diwajibkan mencuci tangan sebelum masuk area hotel, pengecekan suhu tubuh, sterilisasi semua ruangan sebelum dan sesudah acara, penempatan hand sanitizer di tempat strategis," katanya.
Satrio mengaku telah menyiapkan personel yang bertugas membatasi tamu undangan agar tak bergerombol. "Kapasitas tamu juga kami sesuaikan tempat kita, bila normal tempat kita bisa menampung 1.000 tapi pada masa AKB hanya dibatasi 40 persen dengan sistem bergantian," ucap Satrio.
(ern/ern)