Fakta-fakta Misteri 'Kapal Karam' di Sukabumi yang Kini Terungkap

Fakta-fakta Misteri 'Kapal Karam' di Sukabumi yang Kini Terungkap

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 23 Jun 2020 08:45 WIB
Kapal Karam di Sukabumi
Penampakan 'kapal karam' (Foto: tangkapan layar Google Maps).
Sukabumi -

Penampakan benda mirip kapal karam di Perairan Pantai Cikembang, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi heboh di media sosial. Seorang warganet saat itu memposting penampakan bayangan kapal seolah berada di bawah permukaan laut, seperti apa fakta-faktanya?

Viral di Media Sosial

Posting-an salah seorang warganet bernama Akbar Alfiana N di salah satu grup media sosial Facebook itu ramai dikomentari warganet lainnya. Namun tidak ada satu pun komentar yang secara spesifik memberikan penjelasan terkait gambar tersebut.

Mengetahui hal itu, detikcom mencoba menelusuri kebenaran informasi tersebut dengan membuka aplikasi Google Maps. Lalu mengetik kata kunci 'Pantai Cibangban' ketika menggunakan tampilan dasar peta tersebut. Tidak terlihat gambar yang dimaksud. Namun, saat pengaturan Google Maps diubah ke citra satelit, barulah terlihat penampakan benda 'kapal karam'.

Ketika gambar diperbesar, benda itu memang mirip kapal. Gambarnya jelas seolah benda tersebut berada di dasar laut. Area citra satelit ini berada di kawasan pesisir Pantai Cibangban, Karang Aji dan Karang Hawu, yang satu kawasan di Teluk Palabuhanratu, Sukabumi.

Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi Ujang SB mengaku kaget dengan adanya citra satelit yang menangkap bentuk yang memang mirip kapal karam.

"Bentuknya mirip kapal karam, tapi sampai saat ini, baik dari nelayan maupun sepengetahuan saya, belum ada laporan baik itu kapal di dasar laut yang karam atau kapal baru yang seperti itu," ucapnya.


Nelayan Tak Tahu Soal Kapal Tersebut

Citra satelit Google Maps menangkap penampakan benda mirip 'kapal karam' di Pantai Cibangban, Sukabumi, Jawa Barat. Tangkapan layar di latar gambar itu tercantum tanda bertuliskan 2020 Google.

Sepanjang 2020 ini nelayan tidak mendengar dan melihat kapal tenggelam di pantai tersebut. Muncul dugaan penampakan wujud yang terekam citra satelit tersebut merupakan kapal usang.

"Tidak ada kapal baru yang tenggelam, belum ada informasi dari para nelayan. Kalau dilihat dari konstruksi foto Google-nya cukup gede ya, gede banget. Mungkin saja kapal tempo dulu, kapal perang atau kapal niaga gitu," kata Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi Ujang SB, Sabtu (20/6/2020).

Menurut Ujang, para nelayan belum mengetahui atau tak pernah menyampaikan kabar soal menemukan benda mirip kapal karam itu. "Enggak pernah ada informasi. Selama ini tidak ada informasi terkait masyarakat melihat di kedalaman air atau permukaan. Kalau dugaan, itu kapal tempo dulu, kapal Belanda atau kapal Portugis," tutur Ujang.

Surga Para Pemancing

Jaka, warga Cisolok Sukabumi, membenarkan soal area adanya benda mirip kapal karam di Pantai Cibangban yang terekam citra satelit Google Maps. Bagi warga setempat, benda itu sebutannya ialah badong.

Menurut pria yang hobi mancing tersebut, di lokasi tersebut memang dikenal dengan spot mancing. Bahkan sejak 2017, ia sengaja memasang penanda di lokasi itu di aplikasi Google Maps miliknya agar memudahkan pemancing untuk menuju lokasi.

"Anehnya pada tahun 2017 itu tidak ada penampakan kapal itu. Saya memasang tanda itu hanya berdasarkan petunjuk para sesepuh atau orang tua dulu yang berprofesi sebagai nelayan. Tanda itu saya buat karena memang banyak ikan di situ," kata Jaka, Sabtu (20/6/2020).

Jaka menduga pada tahun 2017 benda itu masih tertutup pasir hingga tidak terlihat jelas di satelit. Ia juga mengaku kaget saat tiba-tiba muncul dan heboh pada 2020 ini.

"Saya dulu hanya berdasarkan cerita, benda itu disebutnya badong atau rumpon yang berasal dari kapal zaman dulu yang karam. Kalau rumpon kan buatan, kalau badong ya tempat kumpul ikan. Berfungsi mirip rumpon, tapi terbentuk dari kapal karam," kata Jaka.

Tanda yang dibuat Jaka memang berdekatan dengan posisi benda berbentuk mirip kapal karam yang terekam peta digital Google. Ada tiga tanda dibuat Jaka, masing-masing ia berikan nama 'Rumpon Plan 11' dan 'Cikembang'.

"Jarak paling dekat memang di Pantai Cikembang, sekitar 1,5 kilometer dengan waktu perjalanan menuju lokasi sekitar 15 - 20 menit menggunakan perahu. Tanda itu sengaja saya buat ketika bersama beberapa tamu pemancing ke lokasi tahun 2017. Spot ideal memancing, karena banyak ikan," tutur Jaka.


Diperiksa TNI AL dan Polair

Personel Satuan Polisi Perairan (Satpolair) Polres Sukabumi bersama dengan TNI Angkatan Laut mengecek lokasi yang diduga penampakan kapal karam di perairan Pantai Cikembang, Sukabumi, Jawa Barat.

Kapal yang ditumpangi detikcom melesat dari Dermaga 1 PPN Palabuhanratu menuju titik koordinat sesuai di layanan Google Maps.

"Tadi pagi sesuai koordinat ada kapal karam di Google kita menuju koordinat tersebut dan mengecek arus permukaan air di lokasi," kata Kasat Polair AKP Tri Andri Affandi, Minggu (21/6/2020).

Kamera drone diterbangkan menuju titik ketinggian hingga 1.000 meter di atas permukaan perairan teluk Palabuhanratu. Namun meskipun perairan tenang, bayangan kapal karam tidak terlihat.

Menurut, Tri secara kasat mata posisi kapal tersebut tidak terlihat, perlu alat khusus untuk melihat kebenaran ada atau tidaknya kapal di lokasi itu.

"Kalau secara kasat mata tidak akan nampak, makanya kendalanya untuk mengecek keberadaan benda di bawah laut tersebut kita berkoordinasi dengan TNI AL. Tadi Satpolair berkoordinasi dengan instansi yang memiliki alat khusus mengecek itu," lanjut Tri.


Hamparan Karang di Lokasi 'Kapal Karam'

Kawasan perairan yang berada di wilayah teluk Palabuhanratu, Sukabumi itu diketahui terdapat gugusan karang yang cukup luas.

Ibrahim (60) salah seorang sesepuh nelayan mengatakan gugusan karang itu memiliki kedalaman air berbeda-beda namun paling dangkal kurang lebih 30 meter.

"Kami menyebutnya Karang Deet, Karang Pulo kawasan itu juga banyak disebar Badong buatan oleh nelayan untuk mendatangkan ikan," kata Ibrahim saat berbincang dengan detikcom, Minggu (21/6/2020).

Ibrahim mengatakan luas keseluruhan karang itu kurang lebih 10 hektar. Namun tidak menghampar. "Kalau total dulu pernah ada yang meneliti luasnya kurang lebih 10 hektar, jadi terputus-putus dan kalau dari sini bisa menyambung ke kawasan PLTU," imbuhnya.

Terkait citra satelit Google Maps, Ibrahim mengaku sudah melihat dari tetangga dan kerabatnya. Sepanjang usianya tinggal di kawasan itu, Ibrahim baru mengetahui ada kapal sebesar itu di wilayah perairannya.

Posisi karang juga disebut Ibrahim juga terlihat di Google Maps dengan gambaran gelap dan terang. Ketika karang berwarna gelap di dalam gambar artinya posisinya dangkal dan terang artinya lebih dalam.

"Seumur-umur saya baru tahu ada kapal dengan gambaran sebesar itu, kalau dilihat posisinya dia memanjang dari bagian belakang berada di posisi Barat Daya ke Timur Laut di bagian depan. Saya juga kaget, karena dari orang tua dulu juga enggak ada cerita, kalau lokasi itu banyak ikan memang iya, spot ideal pemancing," ujar dia.


Kisah Soal Kapal Milik Nazi

Beragam asumsi bermunculan. Salah satunya muncul dari pegiat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah. Ketua Yayasan Dapuran Kipahare tersebut menduga penampakan benda mirip kapal karam itu adalah kapal selam jenis U-Boat atau U-196. Kapal tersebut karam akibat menghantam ranjau yang dipasang oleh pihak sekutu.

"Dugaan milik tentara Nazi Jerman, karena ketika perang dunia dua mereka berkoalisi dengan Jepang mengerahkan 23 kapal selam di sekitar Laut Jawa dan Pantai Selatan. Cuma dikabarkan sekutu menyebar ranjau. Kemungkinan kena ranjau sekutu di tahun 45. Saat itu Jepang melemah kekuatannya dan (pihak) Jerman sendiri menyatakan hilangnya di sekitar situ," tutur Irman kepada detikcom, Senin (22/6/2020).

Menurut Irman, penjelasan soal dugaannya itu berdasar pada beberapa literasi sejarah yang dipelajarinya. Namun, ia belum mengetahui secara pasti apa sebenarnya benda yang menyerupai kapal tersebut.

"Dari penampakan visual memang mirip kapal selam, kemungkinan kapal selam Jerman U-196 yang sempat hilang di perairan Palabuhanratu. Tapi belum diketahui apa sebenarnya benda yang terlihat seperti kapal karam itu," ucap Irman.

Selain sejarah soal kapal selam, Irman mengatakan belum ada informasi lain soal karamnya kapal di sekitar Palabuhanratu. Namun, menurutnya, dalam data Asosiasi Perusahaan Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam di Indonesia (ASPBMKT) mengatakan ada sebanyak 134 lokasi tenggelamnya kapal di sekitar perairan Palabuhanratu.

"Artinya memang sudah pernah ada banyak kapal tenggelam yang luput dari pantauan media. Kapal manakah yang tenggelam di perairan Cikembang tersebut? Tentu saja harus diselami langsung oleh profesional supaya misterinya terkuak," ujar Irman.


Analisa Pegiat IT

Beragam analisa bermunculan, beberapa warganet bahkan 'mengulik' aplikasi Google Earth untuk menganalisa penampakan tersebut. Salah satunya Nurman Susandi, pengguna Google Earth dan pegiat IT di Sukabumi, justru menampilkan penampakan lainnya terkait benda misterius yang berada di perairan tersebut dari tahun ke tahun.

"Garis kuning ini saya tarik dari titik pin yang dipasang dari Pantai Cikembang menuju titik terakhir penampakan saat ini. Garis kuning jarak antara pantai menuju lokasi ini tidak saya ubah setting-nya sementara waktu atau timeline-nya saya ganti per tiap tahun mulai dari adanya penampakan sebuah kapal di tahun 2017," tutur Nurman saat membuka Google Maps untuk melihat titik 'kapal selam' itu.

Dari gambaran yang diperlihatkan, pada 2017 di garis waktu tercatat waktu 15 September 2017. Posisi kapal berada jauh dari ujung garis kuning yang merupakan penanda posisi kapal saat ini. Dilihat detikcom, posisinya memang jauh berbeda dengan letak saat ini.

Selain itu, Nurman menjelaskan, gambar satelit terakhir diambil Google itu pada 2019, bukan 2020. Hal itu dilihat dari tulisan di bagian bawah aplikasi Google Earth yang menunjukkan tahun 2019.

"Snapshoot-nya bukan tahun ini, tapi tahun 2019. Karena citra satelit Google tidak di perbaharui tiap hari, ada waktu tertentu dalam satu tahun mereka memperbarui gambarnya," ujar Nurman.

"Saya geser lagi waktunya, saya jelaskan fasilitas ini memang asli bawaan Google Earth Pro untuk pengguna laptop atau PC. Nah sekarang menunjukkan waktu 3 April 2018 posisi kapal masih berada di tempatnya. Kemudian pada 20 Maret 2019 posisi kapal tepat berada di ujung garis kuning, namun dari gambar ini posisi kapal masih terlihat jelas seolah berada di atas permukaan air," kata Nurman menambahkan.

Namun, pada 12 Mei 2019 penampakan kapal itu 'menghilang' dari Google Earth. Saat kursor digerakkan, tidak terlihat di perairan Pantai Cikembang kapal yang sebelumnya terlihat di pada Maret 2019.

"Nah dilihat per hari ini posisi kapal kembali terlihat namun samar seolah berada di dasar kapal. Ada beberapa dugaan kemungkinan, di antaranya kapal tersebut adalah glitch atau kesalahan sistem citra satelit. Bisa juga penumpukan gambar yang tersimpan di fasilitas penyimpanan milik Google. Atau yang mengerikan bisa jadi itu detik-detik kapal tenggelam," ujarnya.

"Semuanya yang bisa menjawab hanya pihak Google," kata Nurman.


Misteri 'Kapal Karam' Terungkap!

Misteri penampakan benda mirip kapal karam di Pantai Cikembang, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, akhirnya terungkap. Kapal yang terekam itu merupakan kapal pengangkut batubara yang tengah bongkar muat.

Informasi tersebut diberikan Irwanto, Manajer Administrasi PT Indonesia Power UJP Palabuhanratu. Irwanto menduga gambar dalam citra satelit google tertumpuk dengan gambar sebelumnya, sehingga seperti kapal karam.

"Sebagai info, pecitraan awal 20 Maret 2019 ada pembongkaraan menggunakan MV. Intan Baruna. Pengambilan berikutnya bulan 12 Mei 2019, yang kapalnya sudah berangkat ke PLTU lain," kata Irwanto kepada detikcom, Senin (22/6/2020).

Irwanto mengaku sudah mengkonfirmasi langsung informasi itu langsung ke pihak yang berhubungan dengan kapal itu. "Bukan (kapal karam) itu sudah konfirmasi langsung ke manajernya," imbuh Irwanto.

Menurut Irwanto aktivitas bongkar muat itu dilakukan karena situasi ombak besar hingga akhirnya terpaksa dilakukan di perairan tersebut yang kemudian tertangkap oleh citra satelit Google.

"Dulu kan karena ombak gede, ditampung dulu di tongkang baru digiring ke sini (PLTU)," ujarnya.

Terkait hasil citra satelit google Irwanto menduga gambar sebelumnya tertumpuk dengan gambar terbaru. "Ditumpuk gambarnya, kelihatannya jadi seperti kapal karam," jelas Irwanto.

Halaman 2 dari 7
(sya/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads