Pandemi COVID-19 tak selamanya menakutkan, adanya wabah malah membawa berkah bagi pebisnis ritel di Kota Bandung. Pasar online malah menjadi ceruk baru untuk meraup pundi-pundi laba yang sebelumnya tak terjangkau.
Alvin Effendy (30), pengusaha muda asal Bandung, sempat menutup toko plastiknya sebelum pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), atau tepatnya saat COVID-19 pertama kali terdeteksi di Jawa Barat pada awal Maret lalu.
Ditutupnya toko, kata Alvin, otomatis berdampak pada merosotnya omzet. Apalagi mayoritas penjualan, dilakukan dari pengunjung yang datang langsung ke toko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya khawatir para karyawan tertular kan di sini pengunjungnya heterogen, pada saat itu toko plastiknya kita benar-benar tutup offline. Di situ benar-benar enggak ada pemasukan sama sekali. Tapi kita enggak berhenti di sana, kita coba fokuskan ke online," ujar Alvin saat ditemui detikcom di tokonya, kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Sabtu (20/6/2020).
Ia pun akhirnya mulai mengumpulkan berbagai buku untuk menunjang penjualan di dunia digital, termasuk mengikuti webinar penjualan daring. Ilmu yang ia dapatkan kemudian ditularkan kepada karyawan-karyawannya.
"Persiapan digitalisasi sebetulnya sudah dilakukan selama satu tahun sebelumnya, tapi saat COVID-19 ini kita fokuskan kembali untuk meraih penghasilan bagaimana caranya. Akhirnya karyawan juga melakukan sambil learning by doing. Kita berlatih bersama soal strategi iklan, copywriting, itu butuh waktu, tapi saya percaya dengan karyawan-karyawan saya," tutur Alvin yang mengelola Toko Plastik OPP Berlian 90 itu.
Tonton juga 'Keren! Ada Pasar Digital Berkonsep Alam di Purworejo':
Alvin mulai rajin membuka toko digital di berbagai platform e-commerce Indonesia. Optimasi iklan di media sosial dan mesin pencari Google pun dilakukan bersama karyawan di tokonya.
Akhirnya usahanya pun membuahkan hasil, pada masa pandemi ini Alvin berhasil menaikkan omzetnya lima kali lipat pada penjualan digital. Sebelum pandemi, ia hanya mengirimkan 200 paket per hari, namun pada saat pandemi ia bisa mengirimkan 1.000 paket per hari.
Penjualan yang biasanya hanya dilakukan di dalam provinsi, kini telah menembus batas provinsi dan luar Jawa. Bahkan, ia pun mengirimkan paket ke Malaysia.
"Memang tidak mudah, itu butuh waktu dan tiap platform berbeda-beda karakteristiknya. E-commerce itu seperti menanam benih dan hasil buahnya itu kita petik kemudian, awalnya sih ada yang pesan satu atau dua juga sudah berterima kasih, sekarang kita belajar strategi marketing online," ujar Alvin.
![]() |
Saat mayoritas toko lain merumahkan karyawannya, Alvin tetap membuat usaha dan karyawannya tetap produktif. "Sekarang karyawan juga bisa belajar menjadi admin, checking barang, packing. Ibaratnya kita melaju di dalam sebuah kapal yang sama. Saya tidak mau merumahkan karyawan, THR juga kemarin diberikan," katanya.
"Daripada kita berkeluh kesah, lebih baik kita fokus pada solusi. Intinya, harus cepat beradaptasi," ucap Alvin.
Undangan New Normal
Selain mengelola Toko Plastik OPP Berlian 90, Alvin juga mempunyai bisnis lain berupa kartu undangan. Saat pemerintah melarang digelarnya acara yang melibatkan banyak orang, tentu saja bisnis undangannya pun terkena imbas.
"Karyawan di sini, saya pindahkan dulu sementara ke toko plastik. Makanya pada saat itu kita juga berbenah, saya juga menyiapkan strategi untuk penjualan online ini," kata Alvin.
Ia akhirnya membuat konsep penjualan kartu undangan dengan jumlah yang sedikit. Awalnya, Alvin menjual minimal 100 undangan, sekarang pesanan 20,30 hingga 50 undangan pun ia layani.
"Naiknya enggak di mesin offset, kita siapkan mesin pencetak undangan yang sedikit," ujarnya.
![]() |
Menurutnya, sudah menjadi risiko bagi pengusaha undangan untuk memberikan keleluasaan bagi pelanggan untuk merubah jadwal acara, tanpa harus memberikan biaya tambahan lagi.
"Ya, misalnya pelanggan sudah booking dan pesan, tapi tiba-tiba dirubah tanggalnya karena pandemi, ya kita harus beri keleluasaan mau kapan pun ya harganya tetap segitu. Enggak peduli harga bahannya naik atau enggak. Itu sudah risiko," tutur Alvin.