Setelah menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Cililin selama tiga bulan, dua bocah warga Desa/Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.
Dua bocah berusia 7 dan 4 tahun itu dirawat bersama ibu, nenek, dan kakaknya yang berusia 12 tahun. Sekeluarga itu terpapar Corona Virus Disease atau COVID-19 dari suami sang ibu yang masuk klaster Seminar Keagamaan Lembang, akhir Maret lalu.
Suasana haru menyelimuti kepulangan dua bocah tersebut. Lantaran selama tiga bulan terakhir mereka harus beraktivitas di dalam ruang perawatan RSUD Cililin tanpa bisa berinteraksi dengan dunia luar dan sang ayah yang menjalani perawatan di BPSDM Provinsi Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin kita mengantarkan dua pasien anak yang dirawat selama tiga bulan karena COVID-19. Terharu juga karena akhirnya bisa sembuh dan pulang dijemput ayahnya yang sudah terkonfirmasi sembuh juga," ungkap Tioasi Harauli, anggota Satgas Penanganan COVID-19 RSUD Cililin, saat dihubungi detikcom, Kamis (18/6/2020).
Kedua bocah itu dinyatakan sembuh setelah melakukan swab test hingga diperbolehkan pulang. Kondisi anak kedua yang berusia 7 tahun, sejak awal negatif COVID-19 namun ikut dirawat lantaran tidak ada yang menjaga. Sementara anak bungsu sempat negatif namun kemudian positif berdasarkan swab test.
"Jadi yang kemarin kita nyatakan sembuh dan boleh pulang itu anak yang ke 2 dan anak yang ke 3. Kalau anak yang tengah sejak awal sampai akhir perawatan dan pulang itu memang negatif tidak ada penularan. Lalu anak ke tiga itu dari awal positif lalu dirawat dan swab testnya memang positif," tuturnya.
"Perawatannya minimal kontak, karena semua yang positif tidak ada gejala sama sekali kecuali neneknya. Kami tempatkan mereka di satu ruangan dalam sekat khusus, jadi tetap bisa melakukan aktivitas mandiri dan berinteraksi. Ditunjang dengan pemberian vitamin dan makanan bergizi baik," jelasnya.
Selama menjalani perawatan, kedua bocah itu bersama kakak beserta ibu dan neneknya mendapatkan perawatan maksimal dari dokter yang menangani terutama soal gizi dan vitamin. Sementara untuk hiburan, pihak rumah sakit memfasilitasi mainan untuk anak-anak tersebut.
Saat berkoordinasi soal kepulangan dua bocah tersebut, sang ibu mengatakan jika kedua anaknya tidak bisa tidur lantaran tak sabar bertemu ayahnya yang terpisah selama tiga bulan.
"Ibunya bilang anak-anaknya enggak bisa tidur karena enggak sabar mau pulang dan ketemu ayahnya. Karena anak sekecil mereka dirawat selama tiga bulan, mungkin sudah rindu bertemu ayahnya. Jadi pas kami antar ke tangga itu mereka langsung teriak saat lihat ayahnya," bebernya.
Pemandangan mengharukan tersebut menjadi kesenangan tersendiri bagi para tenaga medis yang merawat dan berinteraksi dengan keluarga tersebut selama tiga bulan terakhir.
"Kesembuhan pasien itu jadi satu kebahagiaan buat kami yang merawat. Bukan kebanggaan atau yang lainnya, justru kami bahagia melihat itu," terangnya.
Saat ini nenek, ibu, dan anak tertua masih mesti menjalani perawatan namun kondisi kesehatannya sudah jauh membaik. Mereka sebentar lagi juga diperbolehkan pulang namun masih menunggu hasil swab testnya keluar.
"Saat ini sisa tiga orang lagi, masih positif tapi kondisi kesehatannya baik. Mudah-mudahan sebentar lagi bisa menyusul suami dan anaknya, tinggal menunggu hasil swab test terakhir," tandasnya.