.webp)
Tawuran antar warga itu sudah terjadi awal Juni lalu. Pada Selasa (9/6), kedua kelompok warga dari beda desa itu bentrok kembali. Petugas kepolisian langsung menyisir dan mengamankan lokasi kejadian. Namun, Minggu (14/6) kemarin, kondisinya kembali memanas. Bahkan melibatkan desa lainnya, yakni Desa Mertasinga, Kecamatan Gunungjati.
Melihat kondisi demikian, Pemkab Cirebon langsung turun tangan. Bupati Cirebon Imron Rosyadi memediasi tiga kelompok warga yang terlibat bentrok. Imron membuat nota perdamaian untuk ketiga desa, termasuk pihak kecamatan. Penandatanganan nota perdamaian itu disaksikan Forkopimda.
"Hasil pertemuan menyepakati ketiga desa berdamai. Kita meminta agar masyarakat tidak perlu tawuran, tidak ada manfaatnya. Tidak ada gunanya. Adanya kerugian. Mereka komitmen menjaga kondusifitas daerah," kata Imron kepada awak media di kantor Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Rabu (17/6/2020).
Imron mengaku saat ini tengah mengkaji beberapa kebijakan yang bisa membuat ketiga desa itu tidak saling menyimpan dendam. "Kita meminta camat dan pihak desa untuk saling mendekatkan diri ke masyarakat. Buat pertemuan yang sering. Gunanya menurunkan psikologis yang tadinya berlawanan menjadi berkawan. Udud (rokok) bareng, ngopi bareng, perlu sering adanya ketemuan," kata Imron.
Menurut Imron, kesepakatan damai yang dibuat itu berdasarkan kesadaran warga. Imron tak menampik, perlu pendekatan yang maksimal untuk bisa menyadarkan masyarakat.
Sekadar diketahui, akibat tawuran antartiga desa itu sejumlah rumah rusak. Bahkan, beberapa warga juga mengalami luka-luka. Polres Cirebon Kota masih menyelidiki kejadian tersebut. "Masih penyelidikan," ucap Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Deny Sunjaya.
(mso/mso)
