Saat dikonfirmasi, Direktur RSUD Sekarwangi Albani Nasution tidak membantah hal itu. Namun pihaknya mengaku tidak meminta biaya dari keluarga almarhumah.
"Kami tidak meminta, itu kan tanggungan pemerintah tanggungan negara. Sebetulnya dibiayai oleh negara," ungkap Albani berulang-ulang menegaskan kalimatnya saat dikonfirmasi, Jumat (12/6/2020).
Terkait adanya pemberian uang, Albani menyebut harusnya petugas menolak. Namun karena kondisi saat itu malam akhirnya uang tetap diterima. "Harusnya menolak, cuma mungkin waktu itu malam segala macam diberi begitu ya diterima, tapi (kami) tidak meminta," lanjutnya.
Saat prosesi penyempurnaan makam almarhumah Julaeha, Albani ikut melakukan takziah dan memimpin doa di depan pusara. Pihak keluarga juga mengapresiasi sikap Albani tersebut.
"Ia direkturnya pimpin doa, tadi juga ikut ke lokasi. Bahkan kemarin beliau juga sosialisasi soal rencana kami membongkar makam ke warga sekitar," kata Marwan Hamdani.
Dalam wawancara sebelumnya, Marwan Hamdani, adik kandung Eha mengungkap meskipun dimakamkan dengan protokol COVID-19 oleh petugas RSUD Sekarwangi, biaya pengantaran jenazah menggunakan ambulans hingga biaya penggalian dan pemakaman ditanggung oleh pihak keluarga.
"Memang mereka tidak minta, karena setahu saya kalau standar pemakaman COVID harusnya gratis, ini pihak RS tidak ada konfirmasi ke kita sehingga kita yang bayar semuanya. Mulai penggalian dan biaya pengantaran pakai ambulans, memang sekali lagi tidak meminta tapi kalau memang profesional harusnya ditolak," ungkap Marwan, Kamis (11/6/2020). (sya/mso)