Namun sayangnya antusiasme warga minim untuk mengikuti tes tersebut. Kondisi itu, tak membuat patah semangat tim medis yang datang. Mereka berinsiatif mendatangi para pedagang di kiosnya masing-masing.dagang maupun pengunjung yang menolak dirapid test.
"Rapid tes dilakukan dengan sistem dibagi beberapa tim. Sedikitnya 100 orang yang terdiri dari pedagang dan pengunjung diambil sample darah untuk pemeriksaan rapid, kita tidak paksa yang enggak mau dirapid, bentuknya edukasi saja," kata Surveilen Efidemiologi Dinkes Kota Tasikmalaya Aris Kusmara, saat ditemui di lokasi.
Salah satu pedagang, Heru (40) menuturkan, rapid tes bagi para pedagang merupakan langkah yang tepat. Mengingat, para pedagang sering berkontak fisik maupun berinteraksi dengan banyak orang. Terlebih lagi, penyebaran COVID-19 masih terbilang cukup tinggi.
"Setidaknya kita jadi tenang, tahu kondisi kesehatan sendiri. Alhamdulillah ada rapid test ini, kita pedagang juga sangat rentan tertular Corona," ucap Heru.
Aisyah (33), salah seorang pengunjung menyambut baik pelaksanaan rapid test. Meski sempat takut untuk menjalani rapid test, dia yakin negatif Corona karena tidak pernah bepergian dari zona merah.
"Deg-degan, tapi saya merasa sehat dan tidak dari luar kota. Jadi optimis hasilnya akan negatif," ucap Aisyah.
Hasil rapid test tidak dipublikasikan secara terbuka. Namun hasilnya disampaikan langsung kepada para peserta.
(mso/mso)