670 Desa di Jabar Dihantui Paparan Virus Corona

670 Desa di Jabar Dihantui Paparan Virus Corona

Yudha Maulana - detikNews
Kamis, 11 Jun 2020 22:16 WIB
Poster
Ilustrasi Corona (Foto: Edi Wahyono)
Bandung -

670 desa di Jabar tak lepas dari paparan virus COVID-19 hingga 11 Juni 2020. Jumlah itu meningkat dari data per-13 Mei lalu, yang hanya 267 desa. Perhitungannya, di desa-desa tersebut ditemukan kasus pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Koordinator Sub Divisi Deteksi Dini dan Pelacakan Kontak Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (GTPP Jabar) Dedi Mulyadi mengatakan, mengatakan dari jumlah tersebut, 54 desa/kelurahan memiliki jumlah warga yang terpapar lebih dari enam orang, kasus terbanyak mencapai 23 orang di dalam satu desa.

"Peningkatan pertumbuhan kasus juga ada setiap 14 hari berikutnya. Ini kami tetapkan pada level kewaspadaan kritis, yang perlu kita kabupaten/kota dengan segala kondisinya perlu bantuan dari provinsi," ujar Dedi di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, untuk bisa memutus rantai penyebaran virus Corona diperlukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) atau pembatasan sosial dengan skala desa/kelurahan. Seperti yang dilakukan di Desa Tanimulya, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

"PSBM ini pendekatannya hasil tracing di lokasi tersebut. Kita petakan di satu desa, siapa yang jadi ODP, PDP, OTG dan lalu kita swab, strelisisasi bangunan, kita edukasi dan warga diberikan alat kesehatan, sehingga masyarakat di tempat tersebut nyaman," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Pemprov Jabar pun, ujar Dedi, siap untuk membantu kebutuhan warga yang berada di zona PSBM. "Dari dapur umum kita bantu setiap orang Rp 22.500 per hari, selama 14 hari. Kita bantu kota/kabupaten untuk sama-sama menangani kasus positif supaya terpantau dan tidak menyebar kemana-mana," ujarnya.

"Masyarakat harus menerima, kalau covid bukan aib, tapi harus diterima agar imun masyarakat imunnya tetap tinggi, bukan berarti dikarantina malah jadi drop imunnya," lanjut Dedi.

Saat ini, 8 desa/kelurahan telah menjadi pilot projek penerapan PSBM di Jawa Barat. Enam desa/kelurahan dinyatakan telah aman dari COVID-19, sementara dua lainnya masih harus melanjutkan PSBM.

"Sempat ada masyarakat yang menolak PSBM, jangankan PSBM, dites swab saja tidak mau. Karena pemahaman masyarakat tentang COVID-19 dan isolasi mandiri juga terbatas," katanya.

Tokoh masyarakat Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat, Wiyoto, yang daerahnya telah menjalani PSBM. Menurut ia, penolakan hadir karena ketakutan dan ketidaktahuan masyarakat soal COVID-19. Desa Tanimulya menjalani PSBM setelah seorang warganya dinyatakan positif COVID-19.

"Ada rasa cemas karena melihat tokoh masyarakat, pimpinan, panutan warganya dibawa (karena positif COVID-19). Luar biasa kagetnya sampai-sampai masyarakat banyak yang tidak percaya," katanya.

Rasa cemas itu perlahan hilang seiring dengan sosialiasi yang dilakukan semua pihak. Hal itu terlihat dari keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan tes usap untuk melokalisir pasien positif beserta kontak tracing.

Tercatat, sebanyak 291 warga Desa Tanimulya melaksanakan tes usap. Hasilnya, tidak ada warga yang dinyatakan positif COVID-19.

"Semua merasakan bahwa tidak ada yang perlu ditakuti karena sampai dengan kemarin, dengan kejadian itu, warga kami tidak ada yang positif, dan warga positif sudah dinyatakan sembuh," kata Wiyoto.

(yum/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads