.webp)
Sejumlah santri di Pondok Pesantren Attawazun, di Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang ketakutan ketika mengikuti rapid test. Bahkan ada yang nyaris pingsan.
Salah satu santriwan bahkan nyaris pingsan ketika disuntik dan diambil darah, petugas medis pun terpaksa harus memandu santri tersebut agar tetap tenang dan sadar. Tim medis lain memegang tangan agar tidak ada gerakkan yang membahayakan.
Menurut Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Subang Maxi, pesantren menjadi sasaran rapid test karena banyak santri yang datang dari luar Kabupaten Subang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya tentunya pesantren ini tidak hanya warga lokal Subang yang mondok tapi ada yang di luar daerah, kita ingin menyasar jangan sampai ada yang berpergian keluar kota terus balik lagi ke sini dan terindikasi ada potensi menularkan," ujar Maxi disela-sela kegiatan rapid test di pesantren, Kamis (11/06/2020).
Puluhan santri dan guru di pesantren ini dilakukan rapid test, tercatat sedikitnya ada 50 orang yang sudah melakukan pengambilan sampel darah.
Maxi menjelaskan ada lima target pondok pesantren yang akan di sasar dilakukan Rapid test, hal ini dilakukan agar penularan COVID-19 di kabupaten Subang dapat di cegah.
"Ada sekitar 5 pesantren termasuk yang sudah 3 dengan yang sekarang, 2 lagi Minggu depan sudah di rencana, hasilnya bagus negatif", pungkasnya.
Sementara menurut salah satu santriwati, kegiatan rapid test ini sangat membantu agar tidak ada penularan di dalam area pesantren. Ia pun merasa tenang karena mengetahui hasil rapid testnya negatif.
"Lebih tenang karena enggak penasaran, tenang karena merasa aman dan sehat" ujar Rosita usai menjalani rapid test.
Berdasarkan data, di kabupaten Subang tercatat 39 orang yang masih berstatus positif COVID-19, PDP tiga orang dan ODP 34 orang.
(mud/mud)
