Hal ini diungkapkan Marwan di sela peresmian RSUD Sagaranten. Dia menyatakan rencana awal percepatan pembangunan gedung tersebut difungsikan hanya untuk ruang isolasi warga di wilayah tersebut yang dinyatakan positif COVID-19.
"Asalnya percepatan ini untuk rumah sakit isolasi. Tapi sekarang secara utuh pengelolaannya, melayani masyarakat di bidang kesehatan. Namun sejauh ini diutamakan untuk menanggulangi terdampak COVID-19," kata Marwan kepada awak media.
Dengan mulai beroperasinya rumah sakit tersebut, puskesmas di sekitar Sagaranten tidak lagi harus merujuk pasien ke rumah sakit yang jauh. Proses rujukan bisa dilakukan ke RSUD Sagaranten.
Selain untuk masyarakat Sukabumi, rumah sakit itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Cianjur, yang memang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi.
"RSUD Sagaranten harus bisa melayani masyarakat. Sagaranten kan memang berbatasan dengan Cianjur, jadi akan bermanfaat juga bagi masyarakat Cianjur. Selama ini masyarakat berobat ke puskesmas. Dengan adanya rumah sakit ini, masyarakat bisa lebih terlayani, termasuk warga Cianjur," ungkapnya.
Setelah menandatangani plakat, Marwan memeriksa setiap ruangan. Ia juga bercakap dengan sejumlah warga yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid mengatakan RSUD Sagaranten merupakan rumah sakit tipe D Pratama. Rumah sakit ini hanya bisa menampung 30-50 tempat tidur meskipun secara bangunan sudah masuk kategori tipe C.
"Baru ada dokter umum dan belum spesialis. Kalau bangunannya ini masuk kategori tipe C. Tinggal dukungan sarana-prasarananya dan SDM-nya," paparnya.
Hingga saat ini, baru ada lima dokter umum, 40 perawat, dan sekitar 10 bidan. "Tenaga aktif, analis, dan dokter gigi akan diupayakan lengkap," terangnya.
(sya/mso)