Takut Rapid Test, Anak Jalanan: Jarang Pakai Masker-Cuci Tangan

Takut Rapid Test, Anak Jalanan: Jarang Pakai Masker-Cuci Tangan

Whisnu Pradana - detikNews
Selasa, 09 Jun 2020 19:55 WIB
Anak Jalanan di Cimahi Ikuti Rapid Test
Salah satu anak jalanan di Kota Cimahi yang ikut rapid test. (Foto: istimewa)
Cimahi -

Puluhan anak jalanan yang ada di Alun-alun Cimahi dan Pasar Melong berbaris menunggu pendataan yang dilakukan petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi. Mereka didata untuk menjalani rapid test mencegah paparan virus Corona atau COVID-19. Sejumlah anak jalanan itu takut dan tak nyaman.

Rama (14), salah seorang anak jalanan, yang ikut melaksanakan rapid test, terkejut saat didatangi petugas Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cimahi. Biasanya, ia didatangi petugas Dinsos saat penertiban.

"Iya, sebelumnya kaget ada petugas datang. Tapi ternyata bukan penertiban. Dibilangnya mau didaftarkan rapid test," kata Rama saat ditemui, Selasa (9/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya Rama, petugas kemudian mengumpulkan anjal lainnya untuk diberitahu soal jadwal pelaksanaan rapid test mengantisipasi penyebaran COVID-19. Apalagi, anak-anak tersebut berisiko tinggi mengingat lingkungan permainan mereka jauh dari kata higienis.

Setelah dilakukan pendataan dan menunggu giliran, tiba saatnya Rama duduk berhadapan dengan petugas medis yang mengambil sampel darah menggunakan alat serupa pulpen ke jari tangannya. Rama mengaku sangat jarang bersentuhan dengan petugas kesehatan.

ADVERTISEMENT

"Iya agak sakit pas jarumnya menusuk jari. Soalnya saya juga paling takut kalau disuntik, tapi dikasih tahu katanya ini bukan seperti disuntik, jadi ya memberanikan diri saja," tutur Rama.

Rama mengaku hanya tahu sedikit soal protokol kesehatan selama pandemi COVID-19, seperti wajib menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak. Namun semua itu jarang diterapkan karena tidak terbiasa dan cenderung cuek. Saat pelaksanaan rapid test pun tak semua anak jalanan mengenakan masker.

"Kadang pakai masker, kadang enggak. Cuci tangan juga jarang. Kalau masker kan enggak bisa beli, jadi nunggu ada yang ngasih saja. Kalau cuci tangan, paling pas mau makan saja," ujar Rama.

Bagi Rama, kondisi pandemi COVID-19 tak berdampak banyak pada dirinya dan teman-teman lainnya. Selama ini mereka memang tidak peduli pada hal semacam itu. Bocah yang sudah tidak sekolah itupun tak tahu banyak soal aturan dan larangan selama pandemi COVID-19.

"Enggak tahu juga, soalnya selama ini enggak kerasa bedanya. Setiap hari ya nongkrong di sini atau ngamen di angkot. Saya udah enggak sekolah juga, malas saja. Apalagi orang tua juga sudah cerai dan tidak mampu. Lebih senang di jalan banyak teman dan bebas main," kata Rama.

Kepala Bidang (Kabid) Sosial Dinsos P2KBP3A Kota Cimahi Agustus Fajar mengatakan rapid test diikuti oleh 47 anak jalanan dan orang tuanya. Meski sempat ada yang ketakutan, semua anak jalanan sudah menjalani rapid test.

"Di Alun-alun Cimahi ada 22 orang sementara di Pasar Melong 25 orang yang ikut rapid test. Alhamdulillah hasilnya negatif. Kalau di Pasar Melong ada satu orang reaktif, tapi bukan anak jalanannya, tapi ibunya dan langsung di-swab test," kata Agustus.

Menurut Agustus, rapid test dilakukan terhadap anak jalanan ini karena termasuk salah satu orang yang rentan terpapar COVID-19. Sebab mereka kebanyakan tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Mereka masuk kategori rentan atau berisiko tinggi karena hampir setiap hari berada di jalan dan bertemu banyak orang. Mereka juga kebanyakan acuh terhadap protokol kesehatan," ujar Agustus.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads