"Kami imbau semua jangan dulu melaut, karena bisa membahayakan keselamatan," kata Adi Sumpena, petugas kesyahbandaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Pangandaran, Kamis (28/5/2020).
Menurut dia ketinggian ombak saat ini mencapai 4 sampai 6 meter. Sehingga bisa membahayakan keselamatan, terutama bagi perahu-perahu nelayan yang berukuran kecil.
"Dengan kondisi saat ini kapal katir nelayan rawan terbalik. Jadi kami imbau jangan dulu melaut," kata Adi.
Dia mengatakan pihaknya terus memantau laporan prakiraan cuaca yang dilansir BMKG stasiun Cilacap, lalu meneruskan kepada nelayan.
"Gelombang pasang ini sebenarnya sudah mulai terjadi sejak 18 Mei 2020 lalu. Diperkirakan normal kembali pada awal Juni 2020 nanti. Beberapa hari lagi, jadi kami imbau nelayan bersabar demi keselamatan," ucap Adi.
Sementara itu pantauan detikcom, gelombang pasang terjadi sepanjang hari di pantai timur dan pantai barat Pangandaran. Di pantai timur, cipratan hempasan ombak sampai ke jalan. Gelombang pasang juga memuntahkan sampah ke bibir pantai.
"Setiap hari kami lakukan pembersihan bibir pantai, akibat kiriman sampah dari laut," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari.
Di sisi lain, kendati deru ombak terlihat mengerikan, sejumlah pemancing tampak santai mengail ikan di bibir pantai. Meski sesekali terguyur cipratan ombak, mereka tampak asyik mendaratkan ikan dengan pancing.
Selain pemancing nelayan jaring ered pun tampak masih beraktivitas. Perahu penebar jaring masih berani menembus ombak dan penarik jaring juga terlihat berjibaku di bibir pantai.
"Ikan ada, tapi sampah banyak sekali. Sampah ikut terjaring, lumayan menyulitkan juga," kata salah seorang penarik jaring.
(mso/mso)