Epidemiolog Universitas Padjadajaran dr. Panji Fortuna Hadisoemarto mengungkap pandemi COVID-19 bisa berlangsung di Jabar hingga empat tahun ke depan atau sampai tahun 2024. Dengan catatan, masyarakat tak mematuhi peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi aktivitas hingga 30 persen.
"Jadi pemodelan saya itu, dengan membuat simulasi bagaiman COVID-19 akan menyebar di Jabar dengan skenario. Skenario pertama, kondisi sekarang PSBB berhasil menurunkan transmisi, tapi ada sisa transmisi yang menyebabkan kita melihat ada penambahan kasus baru setiap hari," ujar Panji melalui telekonferensi pers daring, Rabu (13/5/2020).
Menurutnya, jika masyarakat masih abai potensi wabah menjalar di Jawa Barat akan berlangsung hingga empat tahun ke depan. "Potensi wabah ini sampai pertengahan atau awal tahun 2024, waktu yang cukup lama dan yang sakitnya bisa jutaan orang," ujar Panji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, PSBB yang tengah diterapkan sekarang di Jabar perlu diketatkan kembali untuk mempercepat penanggulangan COVID-19, bahkan dalam rentang waktu yang relatif lebih singkat. "Bisa mempercepat habisnya wabah COVID-19 dalam waktu satu bulan, tapi kalau dilonggarkan kita bisa melihat ledakan kasus yang lebih besar," paparnya.
"Pemodelan yang saya buat itu sebetulnya tinggal mengetatkan PSBB sedikit lagi, apa yang kita harapkan bisa terjadi," imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani kembali menekankan perlunya meminimalisir pergerakan masyarakat selama PSBB. "Ini berita negatif, tapi bahwa ada yang bisa kita lakukan supaya pandemi ini bisa segera berakhir, kemungkinan bisa diakhiri Mei 2020 yaitu dengan meningkatkan disiplin masyarakat untuk menurunkan kontak erat ke angka 20 persen atau bahkan kurang dari itu," ucap Berli dari Gedung Sate.
Menurutnya, masyarakat harus bersabar dan mengikuti arahan pemerintah untuk beraktivitas dari rumah. Ia pun meminta peran aktif warga untuk saling mengawasi, agar menekan kontak erat di bawah 20 persen.
"Sekali lagi ini baru terwujud apabila seluruh masyarakat berperan aktif untuk menjaga diri dan keluarga, untuk melakukan aktivitas di luar rumah, kecuali mendesak itu pun dengan menerapkan protokol kesehatan, kemudian pembiasaan cuci tangan pakai sabun dan protokol kesehatan lainnya," katanya.
(yum/ern)