Aktivis dan Perhutani Tutup Jalur Angkutan Pasir Besi di Sukabumi

Aktivis dan Perhutani Tutup Jalur Angkutan Pasir Besi di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 13 Mei 2020 18:40 WIB
Penutupan Akses Pasir Besi di Jampang Sukabumi
Warga menutup akses kendaraan pengangkut pasir besi di Cibitung Sukabumi. (Foto: dok. Istimewa)
Sukabumi - Sejumlah aktivis lingkungan dari Jampang Mĕta dan Perum Perhutani KPH Sukabumi menutup aktivitas angkutan dari pertambangan pasir besi di Cibitung, Kabupaten Sukabumi. Mereka memasang portal menutup akses lalu lintas kendaraan bermuatan pasir besi di wilayah tersebut.

Para aktivis menilai aktivitas penambang pasir besi diduga telah merusak ekosistem alam. Terlebih lagi, aktivitas kendaraan yang bermuatan tambang pasir itu telah merusak infrastruktur yang ada di wilayah tersebut.

"Jika tambang pasir besi itu dibiarkan, bukan hanya kekayaan alamnya yang habis, tapi juga dampak dari eksploitasi juga suatu saat pasti akan dirasakan masyarakat Pajampangan," ujar Ketua Jampang Mĕta, A Sholeh, melalui sambungan telepon, Rabu (13/5/2020).

Sholeh menilai penutupan akses lalu lintas untuk kendaraan bermuatan pasir besi ini dilakukan sesuai dengan keinginan warga sekitar dan aktivis lingkungan Jampang Mĕta. "Mulai besok armada pengangkut pasir besi tidak boleh lewat jalan ini. Kami akan pasang portal di jalan. Ini tidak akan main-main, kami siap menyelamatkan kekayaan alam wilayah Pajampangan. Siapa saja penambang yang memaksakan diri mengambil kekayaan alam (pasir besi) di Pajampangan berhadapan dengan kami," tutur Soleh.

Kepala Sub Seksi (KSS) Hukum Kepatuhan Tenurial dan Agraria (HKTA) KPH Sukabumi Chendra Eka Pratama mengatakan upaya penolakan terhadap aktivitas penambangan pasir besi di Cibitung ini telah membuahkan hasil.

"Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten melalui KPH Sukabumi memutuskan melakukan penyetopan armada dump truck yang melewati akses atau jalan Perum Perhutani," kata Chendra.

Aksi penghentian aktivitas kendaraan armada, dijelaskan Chendra, sudah diungkap secara langsung di hadapan puluhan aktivis lingkungan Jampang Mĕta, tepatnya di Pos Keamanan RPH Karang Bolong, BKPH Jampangkulon. "Sudah ada keputusan dari pimpinan bahwa akses jalan Perum Perhutani KPH Karang Bolong Sukabumi ini bisa ditutup. (Sebelumnya) berdasarkan aspirasi dari aktivis Jampang Meta, saya langsung melakukan evaluasi terkait jalan Perum Perhutani yang dijadikan akses keluar masuk armada pengangkut pasir besi tersebut," tuturnya.

Chendra membenarkan adanya imbas akibat aktivitas kegiatan keluar-masuk armada pengangkut pasir besi. "Salah satunya (kerusakan) akses jalan yang seharusnya diperbaiki dan dirawat. Makanya, langsung kami portal untuk ditutup ruas jalan itu agar tidak digunakan oleh perusahaan tambang pasir besi ini," ujar Chendra. (sya/bbn)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads