Kodam III/Siliwangi memiliki aplikasi canggih untuk memantau penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak pandemi Corona atau COVID-19 secara real time melalui aplikasi Sistem Pelaporan Informasi Terpadu (SPIT). Aplikasi ini diharapkan bisa menambah akurasi penyaluran bansos agar tepat sasaran ke masyarakat, dengan verifikasi dan pelaporan langsung yang melibatkan 6.400 Babinsa tersebar di teritori Kodam III/Siliwangi.
Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal dan Manajemen Laboratorium Divisi GTPP COVID-19 Jabar Letkol Asep Sugiharto mengatakan saat ini memang kerap terjadi perbedaan data yang terekam di pusat maupun provinsi dengan data yang dimiliki desa.
"Di desa bisa terjadi perubahan data, misal ada yang sudah meninggal, ada yang jadi penerima bantuan ganda, nah oleh karena itu nanti para babinsa akan membantu verifikasi door to door, berdasarkan data awal Babinsa akan melakukan verifikasi dan validasi bersama lurah, Bhabinkamtibmas, dan RT-RW," kata Asep saat dihubungi, Rabu (13/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nantinya para Babinsa ini akan memeriksa sampai ke lorong-lorong, rumah per rumah, untuk memastikan apakah benar warga ini telah mendapatkan bansos baik dari presiden, Kemensos atau mendapatkan lebih dari satu, nah nanti diverifikasi melalui aplikasi ini," kata Asep yang juga menjabat sebagai Waasmin Kogartap II/Bdg.
Selain memverifikasi dan validasi data, para Babinsa juga akan mencatat nomor KTP, KK, alamat lengkap, potret warga dan detail jenis bansos yang diterima. Tak hanya itu, titik koordinat penerima bansos pun akan disampaikan lewat aplikasi SPIT.
"Dalam waktu serempak akan direkam server Intel Kodam III, jadi nanti data yang sudah terverifikasi dan validasi ini akan dilaporkan Babinsa dan dipadukan sehingga bisa dijadikan acuan jajaran pusat pemprov, atau Dinsos dalam waktu singkat, cepat dan real time," tutur Asep.
Aplikas SPIT ini, ujar Asep, dapat digunakan untuk melaporkan dan memantau warga yang membutuhkan, namun belum terjangkau satu pun bantuan dari pemerintah. "Fiturnya pun sangat sederhana, lewat aplikasi ini juga, begitu ada instruksi dari Pangdam bisa langsung dilihat dari layar ponsel masing-masing Babinsa," katanya.
"Sehingga kita harapkan tidak ada satu pun warga yang tidak mendapatkan bantuan, karena disisir. Kemudian kedua, tidak ada warga yang memperoleh double, satu rumah satu bantuan, dan yang ketiga kelompok yang menunggu perubahan data bisa diarahkan ke skala prioritas lainnya, ke program Gasibu Jabar Bergerak. Kodam juga punya gerakan dapur umum, itu didorong untuk membantu warga yang kesulitan," ujar Asep menambahkan.