Tenaga medis di RSUD Banten sebagai rujukan penanganan COVID-19 mengeluh insentif yang dijanjikan Rp 17,7 juta setiap tanggal 25 belum juga dibayarkan. Mereka meminta Pemprov Banten memberi semangat agar tetap bekerja melayani pasien.
"Teman-teman pada ngeluh di grup juga, nggak ada uang nggak ada apa-apa. Insentif belum, kerja kayak begitu. Harusnya paling nggak bikin kita semangat. Coba sih (pemprov) masa harus beber-beber dulu ke media kayak yang di pendopo itu. Ini belum ada kepastian," kata perwakilan tim medis RSUD Banten yang tak ingin identitasnya dituliskan kepada detikcom di Serang, Rabu (6/5/2020).
Tim medis katanya hanya butuh kepastian dan komitmen Pemprov Banten. Bahkan mereka kesulitan untuk mendapatkan penjelasan dari manajemen RSUD. Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan terakhir datang ke rumah sakit sebelum tanggal 25 bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini pada kumpul, tapi ngak ada manajemen datang. Ibu Dinkes waktu sebelum tanggal 25 nongol aja. Ngarahin kerja. Dari tanggal 25 nggak nongol-nongol," ujarnya.
Komitmen Pemprov Banten menurutnya sangat penting untuk tim medis di RSUD. Mereka, katanya, bekerja dengan mengorbankan banyak hal. Belum lagi kondisi kerja yang ekstra mengenakan alat pelindung diri yang melelahkan.
"Sudah sebulan ini nggak balik, sama keluarga cuma video call. Makanya ini bulan puasa mau ngasih duit buat emak, suami sama anak. Tapi gimana, belum keluar, belum cair. Niatnya pengen balik," tegasnya.
Pemprov Banten pernah menjanjikan insentif tambahan di luar gaji untuk tim medis RSUD. Dokter spesialis mendapatkan Rp 75 juta per bulan, dokter umum Rp 50 juta, perawat Rp 17,7 juta sampai 22 juta. Selain itu, petugas penunjang medis dan non medis mendapat Rp 15 juta. Total personel di RSUD Banten ada 594 orang mulai dari dokter sampai penunjang umum.
Update Corona di Indonesia: 12.438 Positif, 2.317 Sembuh:
(bri/bbn)