Masjid Agung Baing Yusuf, Jejak Penyebaran Islam di Purwakarta

Unak Anik Jabar

Masjid Agung Baing Yusuf, Jejak Penyebaran Islam di Purwakarta

Dian Firmansyah - detikNews
Selasa, 28 Apr 2020 04:25 WIB
Masjid Agung Baing Yusuf
Masjid Agung Baing Yusuf di Purwakarta. (Foto: Dian Firmansyah/detikcom)
Purwakarta -

Masjid Agung Baing Yusuf menjadi saksi dan bukti penyebaran agama Islam di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Masjid ini terletak di tengah jantung kota Purwakarta atau sekitar areal kantor Pemkab Purwakarta di Jalan Ganda Negara.

Didirikan oleh Syekh Baing Yusuf yang bernama asli Raden H Mochammad Joseoef bin Raden Djajanegara pada 1826. Baing juga merupakan keturunan ke-24 dari penguasa tanah Sunda, Prabu Siliwangi.

Awalnya bangunan masjid ini berbentuk menyerupai padepokan yang bergaya khas Jawa Barat. Bangunannya beberapa kali mengalami pemugaran hingga menjadi bangunan masjid yang kekinian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada tahun 1826 Syekh Yusuf mulai mendirikan masjid di sini, masjid agung ini sekaligus Alun-alun Kiansantang. Kenapa di bangun di sini, karena yang menjadi sasaran penyebaran Islam itu adalah para badega Padjajaran atau Galuh Pakuan, badega itu ada di antaranya di daerah Kutawaringin yang sekarang Pasar Rebo dan Sindang Kasih," ujar Sanusi, pengurus Masjid Agung Baing Yusuf, Senin (27/4).

Selain bangunan masjid, peninggalan Syekh Yusuf yang masih bisa ditemukan di kompleks masjid ini ialah karyanya berupa kitab fikih dan tasawuf berbahasa Sunda dengan tuliskan huruf Arab dan mushaf dengan tulisan tangan. Ada juga sebuah pedang panjang yang kala itu digunakan sebagai pegangan saat khotbah Jumat.

ADVERTISEMENT

Di masjid inilah Syekh Yusuf atau Baing Yusuf menyebarkan agama Islam di Purwakarta. Dia melakukan penyebaran secara lisan kepada warga dan sekelompok orang.

"Kitab itu sengaja disusun oleh beliau dalam bahasa Sunda, tujuannya untuk mempermudah warga memahami Islam. Orang-orang yang belajar di masjid ini bisa membaca kitab itu," ucap Sanusi.

Baing Yusuf lahir pada tahun 1700-an di Bogor dan wafat pada 1854. Ia dimakamkan di belakang masjid ini.

Serta terdapat makam sejumlah tokoh lain dari pemimpin awal Kabupaten Karawang dan Purwakarta. Biasanya makam Syekh Baing Yusuf ramai dikunjungi penziarah saat mauludan, menjelang Ramadhan dan Rajab.

Masjid Agung Baing YusufPeziarah di Masjid Agung Baing Yusuf. (Foto: Dian Firmansyah/detikcom)

Peziarah yang datang umumnya berasal dari luar kota Purwakarta dan paling banyak berasal dari Banten. Ya, mengingat di daerah Banten, Syekh Yusuf mempunyai murid yakni Syekh Nawawi Al-Bantani yang menjadi imam besar Masjidilharam di masa itu.

Namun sayang, di saat pandemi Corona, masjid ini memberlakukan pembatasan. Mulai jarak salat yang diatur, salat Jumat dan tarawih dianjurkan di rumah, serta kegiatan keagamaan yang mengundang banyak orang ditiadakan.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads