Cianjur memiliki budaya unik ketika menjelang Ramadan. Budaya yang sudah ada sejak dulu dan bertahan hingga sekarang itu dikenal dengan istilah papajar.
Warga beramai-ramai berwisata baik ke destinasi wisata alam hingga ke pantai bersama keluarga untuk makan bersama atau bagi masyarakat Sunda disebut botram.
Papajar sendiri awalnya merupakan rutinitas dari para ulama dan tokoh masyarakat dulu, di mana mereka akan berduyun-duyun datang ke Alun-alun Cianjur di depan Masjid Agung menunggu pengumuman hari pertama Ramadan.
Tidak adanya teknologi dan minimnya informasi secara massal di kala itu, membuat mereka harus melakukan aktivitas tersebut untuk mendapatkan kepastian kapan awal Ramadan.
"Setelah dapat informasi, mereka nantinya akan kembali ke kampungnya untuk diumumkan pada masyarakat Muslim di lingkungannya," ungkap Tokoh Ulama Cianjur, Ahmad Yani, Selasa (21/4/2020).
Biasanya mereka akan membawa bekal, berupa nasi timbel (nasib yang di bungkul daun pisang) serta berbagai macam lauk. Sembari menunggu kabar, setiap yang datang akan makan bersama di area Alun-alun.
Budaya itu yang sekarang berkembang dan berubah dari yang semula berkumpul di Alun-alun dan makan bersama, menjadi berwisata bersama keluarga menyambut datangnya Ramadan.
"Jadi kalau dulu itu, Papajar yang berarti mapag pajar (menyambut fajar) atau menyambut datangnya waktu fajar yakni waktu sahur di hari pertama Ramadan itu berkumpul menunggu pengumuman, sekarang dijadikan momen berkumpul bersama keluarga. Perubahan ini seiring dengan perkembangan teknologi, di mana sekarang informasi mudah didapat," ungkap Ahmad Yani yang juga Wakil Ketua MUI Kabupaten Cianjur.
"Tetapi pada intinya tetap sama, ialah kegembiraan masyarakat Muslim di Kabupaten Cianjur menyambut datangnya bukan suci Ramadan. Mereka berkumpul, berwisata untuk mempererat silaturahmi. Tentu itu juga hal yang sangat positif," tambah dia.
Sayangnya, budaya itu tidak bisa dilakukan menjelang Ramadan tahun ini. Wabah Corona membuat warga sementara diimbau untuk tetap di rumah.
Tempat wisata yang rutin didatangi ribuan orang kini sepi pengunjung, terutama dari warga yang papajar.
"Biasanya sejak dua minggu sebelum Ramadan, ada ribuan orang setiap hari yang datang ke pantai di Cianjur selatan, salah satunya ke Pantai Apra Kecamatan Sindangbarang ini. Tapi sekarang sepi. Paling hanya ada satu atau dua rombongan yang datang, itu juga warga lokal," ujar Rahmat (50) salah seorang warga di lingkungan Pantai Apra.
Menurutnya, momen papajar biasanya menjadi berkah bagi warga di lingkungan tempat wisata, karena banyaknya wisata membuat aktivitas ekonomi meningkat.
"Mungkin sekarang lebih memilih di rumah, dan makan bersama keluarga di rumah karena wabah Corona ini. Semoga wabah ini segera berakhir, sehingga momen Ramadan berikutnya budaya papajar bisa kembali dilakukan," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syekh Ali Jaber: Ramadan Kali Ini Nikmati Dengan Bermunajat di Rumah:
(err/err)