Pemkot Tangerang belum ingin mengusulkan penyetopan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tapi ada usulan agar pemerintah pusat melakukan kajian pemetaan pergerakan warga di moda transportasi ini selama pandemi Corona.
"Sementara belum (usul setop). Tapi saya mendorong perintah pusat mengkaji. Pemerintah pusat harusnya punya mapping ke mana pergerakan masyarakat karena dia punya kacamata lebih besar memantau Jabodetabek," kata Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah kepada detikcom, Jumat (17/4/2020).
Saat melakukan pantauan di stasiun KRL di Kota Tangerang, memang telah terjadi penurunan jumlah penumpang. Grafik penurunan mulai dari empat ribu penumpang per hari, dua ribu penumpang hingga tinggal 1.500 penumpang per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin Kamis dicek 1.500 penumpang," ujar Arief.
Ragam alasan penumpang masih melakukan perjalan pun menurutnya bisa dimaklumi. Ada penumpang yang mengaku bekerja sebagai tenaga kesehatan sampai ke penyuplai makanan di daerah Jakarta yang membuat mereka menggunakan KRL.
Profesi yang dibutuhkan saat pandemi Corona ini menurutnya harus disediakan transportasi alternatif. Apalagi jika KRL memang disetop selama PSBB di Kota Tangerang atau Jabodetabek secara umum.
"Kaitan KRL kalau dibutuhkan profesi lain, ya dilematis. Harusnya rumah sakit menyiapkan jemputan kalau (KRL) mau disetop," ucap Arief menegaskan.
Sebelumnya, kepala daerah di Bogor, Bekasi, dan Depok meminta KRL dihentikan selama PSBB. Namun, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai pengelola belum mengambil keputusan terkait usulan itu.