Ini Pesan Perawat Asal Sukabumi di Wisma Atlet yang Bertugas Lawan Corona

Ini Pesan Perawat Asal Sukabumi di Wisma Atlet yang Bertugas Lawan Corona

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 14 Apr 2020 17:15 WIB
Perawat asal Sukabumi di rs darurat wsima atlet
Sejumlah perawat di Wisma Atlet mengenakan alat pelindung diri. (Foto: dok. Istimewa)
Sukabumi -

Dayantri Azhari, salah seorang perawat di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, asal Sukabumi, berharap semua pihak mematuhi aturan protokol kesehatan di tengah wabah virus Corona. Mulai tetap berada di rumah dan wajib menggunakan masker saat berada di luar rumah.

Di ujung telepon, Dayantri terdengar menghela napas saat ditanya soal kepatuhan warga di saat kondisi wabah Corona. Ia menilai tingkat kepatuhan itu kembali kepada pribadi masing-masing.

"Kerasa penyesalannya itu ketika mereka dinyatakan ODP atau PDP, jauh dari keluarga, karena harus diisolasi atau karantina. Please, lakukan protokol kesehatan dengan baik atau, kalau memang harus keluar dari rumah, upayakan menggunakan masker untuk pelindung diri saat di luar," ungkap Dayantri, Selasa (14/4/2020).

Ada beberapa poin yang ia juga lakukan saat ini sebagai perawat di rumah sakit darurat. Protokol ketat ia jalani setiap harinya demi menjaga diri sendiri dan orang lain.

"Saya pernah baca katanya alasan warga nggak mau pakai masker itu eungap (sesak). Lebih sesak mana ketika harus memilih terisolasi selama belasan hari karena jangan sampai terjadilah, ya, misalkan terkena virus ini. Tapi memang harus ada rasa takut. Ingat cuci tangan, mandi, keluar pakai masker, jaga jarak. Kalau memang terpaksa naik angkutan umum, bisa pegangan pakai tisu. Saya saja di tempat ini mencet tombol lift dilapisi duku pakai tisu," ujar Dayantri.

Setiap hari, dikatakan Dayantri, ia berhadapan dengan beragam karakter pasien. Mereka berstatus ODP dan PDP. Dia kerap mendengar curhatan mereka. Setiap hari pasien ada saja yang datang dan pergi, ada yang statusnya naik, ada juga yang pulang karena dinyatakan sudah pulih.

"Mereka bercerita soal keluarganya, menceritakan soal anaknya. Mungkin mereka jenuh di sini karena situasi terisolasi dengan dunia luar. Mereka tidak bisa turun atau naik. Ke lantai paling hanya keliling. Kalau kita kan jadi pendengar yang baik. Aku tanya bagaimana mereka bisa tertular, ada yang katanya baru jalan-jalan, ada yang nggak tahu," tutur Daryanti.

Dayantri dan teman-temannya sesama perawat tidak hanya bertugas melayani kebutuhan pasien, mulai makan hingga memberikan obat. Mereka juga berperan sebagai pemberi semangat demi menjaga imunitas pasien.

"Misalkan mereka di rapid awalnya negatif, tiba-tiba jadi positif. Nah, kami berperan menyemangati mereka. Makanya kami nggak boleh ada beban, terus menyemangati, menjaga mereka tidak murung. Kalau murung kan imunnya turun. Saya berharap, buat siapa pun, harap mematuhi aturan pemerintah. Jangan bepergian kalau tidak terpaksa dan mendesak. Kami di sini tetap bekerja untuk Anda dan Anda tetap di rumah untuk kami. Salam kemanusiaan," pungkasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Per Hari Ini Jumlah Pasien Positif Corona Jadi 4.839 Orang, 459 Meninggal:

(sya/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads