Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Garut terus berkurang. Sempat mencapai ribuan orang, kini jumlahnya kurang dari lima ratus orang.
"Untuk ODP, hasil tracking kita, beberapa hari belakangan ini angkanya terus menurun," ucap Jubir Penanganan COVID-19 Garut, Ricky Rizki Darajat kepada wartawan di kantornya, Jalan Dewi Sartika, Garut, Jawa Barat, Senin (13/4/2020).
Ricky menjelaskan angka ODP terus menurun sejak Jumat (10/4) lalu. Jika sebelumnya Pemda setiap harinya mendata ada puluhan hingga ratusan ODP, berdasarkan hasil tracking itu jumlahnya turun drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini saja hasil pendataan kami bertambah hanya 11 ODP. Kemarin ada 12 tambahan dan kemarinnya lagi ada 30 ODP," katanya.
Ricky menyebut faktor utama berkurangnya jumlah ODP di Garut dipengaruhi turunnya angka pemudik. Selain itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta berdampak turunnya angka ODP di Garut.
"Tidak dipungkiri PSBB sangat berpengaruh. Memang pemudik merupakan penyumbang terbesar dari ODP," ucap Rizki.
Pemkab Garut pada Senin malam merilis data terbaru berkaitan pandemi COVID-19 di Garut. Berdasarkan data yang dihimpun, hingga saat ini total ada 1.976 ODP dengan rincian 1.532 selesai pemantauan, 428 proses pemantauan dan 16 ODP proses perawatan.
Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 31 orang terdiri dari 20 selesai pengawasan dan 11 PDP dalam proses perawatan. "Untuk OTG atau orang tanpa gejala, hasil tracking kami ada sebanyak 177 orang. Semuanya sedang kami pantau. Untuk yang konfirmasi positif ada dua," tutur Ricky.
Sementara itu, terkait adanya kabar seorang pasien positif Corona meninggal dunia, Ricky membantah hal tersebut. Ricky menyebut dua pasien positif Corona yang ada di Garut kondisinya sehat.
"Tidak ada yang meninggal. Dua pasien positif kondisinya terus membaik. Kita sedang menunggu hasil lab. Ada pun yang meninggal adalah satu pasien yang dirawat di Bandung," ujar Ricky.