Sejumlah remaja yang kerap menamakan dirinya sebagai komunitas anak punk diamankan petugas Polres Banjar, Kamis (9/4/2020).
Kelompok remaja yang suka bepergian dengan menggelandang dari satu daerah ke daerah lain itu diamankan polisi saat berkeliaran di sekitar kawasan Kota Banjar.
Delapan orang anak punk itu kemudian diperiksa kondisi kesehatannya, lalu dimasukkan ke dalam bilik disinfektan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakaian-pakaian yang dikenakan, mulai sepatu boot, celana ketat, gesper berhias spike, baju dan jaket bergambar band-band punk, semua disemprot cairan disinfektan.
"Kami khawatir anak-anak ini terpapar virus Corona. Kami beri pembinaan dan pemahaman terkait pandemi COVID-19, agar mereka tak berkeliaran di jalanan," kata Wakil Kapolres Banjar Kompol Ade Najmulloh.
Hasil pemeriksaan suhu badan, mereka dalam kondisi sehat, sehingga disuruh berjemur dan melakukan senam. "Walaupun sehat, potensi menjadi carrier virus Corona tetap ada," kata Ade.
Selain itu, sehari sebelumnya, Polres Banjar menangani kasus kecelakaan yang menimpa anak punk bernama Yusuf (18), warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Anak punk ini ditemukan tak bernyawa di dekat jembatan perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, Jalan Siliwangi Dusun Cibentang, Desa Mekarsari, Purwaharja, Kota Banjar, pada Rabu (8/4/2020).
Humas Polres Banjar Bripka Shandi Rona membenarkan hal tersebut. "Berdasarkan informasi di lapangan, korban sedang berusaha memberhentikan sebuah truk. Karena kelalaiannya, truk tak berhenti karena kondisi gelap. Ketika mencoba menghindar dan terjatuh, tubuhnya terlindas ban depan sebelah kiri," ucap Shandi.
Dengan kejadian tersebut, Shandi berharap kepada para orang tua untuk lebih mewaspadai dan menjaga anak-anaknya. "Ini sebuah pembelajaran bagi semua juga, pengawasan orang tua terhadap anak-anak sangatlah penting. Apalagi kondisi saat ini, yang sedang dalam kondisi pandemi COVID-19," terangnya.
(mud/mud)