"Para pekerja yang terdampak secara ekonomi ini salah satunya adalah sopir angkot. Ada sekitar 500 sopir yang didata untuk menerima bantuan. Tapi akan diverifikasi dulu melalui RT, RW dan Dinas Sosial," ucap Kepala Seksi Angkutan Dishub Kota Cimahi Ranto Sitanggang, Rabu (8/4/2020).
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Cimahi, ada sekitar 403 unit angkot dari seluruh trayek lokal di Cimahi. Dari jumlah tersebut, kendaraan yang aktif di 4 trayek lokal sebanyak 303 unit. Selama COVID-19, hanya setengahnya saja yang masih beroperasi.
"Saat ini hanya setengahnya saja yang beroperasi, sekitar 100 sampai 150 unit saja. Sisanya lebih memilih untuk setop operasi karena memang sepi penumpang," katanya.
Kondisi sepi penumpang tersebut sontak membuat para pengusaha dan sopirnya menjerit. Mereka tak lagi bisa mendapatkan pemasukan lantaran tidak beroperasi.
"Penurunan penumpang angkot sangat signifikan, hampir mencapai 60 persen. Selama ini penumpang angkutan umum didominasi oleh pelajar, jadi ketika masa libur diperpanjang para sopir angkot makin menjerit," ujarnya.
Meskipun masih boleh beroperasi, para sopir angkot diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan membersihkan juga kendaraannya setiap hari.
"Mereka masih diperbolehkan operasional tapi diingatkan selalu membersihkan kendaraan dengan penyemprotan disinfektan, menyiapkan hand sanitizer, dan membuat penumpang agar berjarak di dalam kendaraan," tandasnya.
(mso/mso)